Penempatan SAL Rp200 Triliun Dongkrak Pertumbuhan Uang Primer 13,2%, Fiskal Indonesia Masuki Fase Pemulihan

Penempatan SAL Dorong Pertumbuhan Uang Primer 13,2% yoy

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa penempatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun ke sistem perbankan telah berhasil mendorong pertumbuhan uang primer (M0) sebesar 13,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) per September 2025.

“Langkah saya pertama waktu jadi Menteri Keuangan, saya balik ekonominya dengan cara ini. Hampir negatif (pertumbuhan uang primer), saya gelontorkan uang ke sistem,” ujar Purbaya dalam Investor Daily Summit 2025, Kamis (9/10/2025).

Dana Pemerintah Tak Boleh Menganggur di Bank Sentral

Purbaya menyoroti bahwa sebelumnya, dana pemerintah sebesar Rp500 triliun dibiarkan mengendap di bank sentral, menyebabkan likuiditas tinggi namun ekonomi stagnan.

“Bank senang banyak duit, tapi taruh di bank sentral sementara perekonomiannya kering. Itu acuan yang betul-betul menggambarkan kondisi masyarakat,” jelasnya.

Sebagai solusi, dana SAL dialihkan ke bank-bank Himbara agar bisa disalurkan ke sektor riil dan mempercepat perputaran ekonomi nasional.

Realisasi Penempatan SAL di Bank Himbara Capai 56%

Hingga 30 September 2025, penempatan dana SAL sebesar Rp200 triliun telah terealisasi 56% atau Rp112,4 triliun, dengan rincian sebagai berikut:

BankTotal PenempatanRealisasiPersentase
Bank MandiriRp55 triliunRp40,6 triliun74%
BRIRp55 triliunRp33,9 triliun62%
BNIRp55 triliunRp27,6 triliun50%
BTNRp25 triliunRp4,8 triliun19%
BSIRp10 triliunRp5,5 triliun55%

Langkah ini diharapkan dapat menggerakkan sistem ekonomi, memperkuat intermediasi perbankan, dan mendorong pertumbuhan sektor produktif.

Fiskal Indonesia Berubah: Dari Defisit ke Surplus Likuiditas

Purbaya mengakui bahwa meskipun pertumbuhan M0 sudah menyentuh double digit, belum tentu kondisi ekonomi sepenuhnya pulih. Namun, ini menjadi sinyal awal bahwa ekonomi mulai bergerak.

“Tadinya saya takut uangnya diserap lagi, ternyata enggak. Jadi tumbuh 13,2% untuk tahap pertama cukup. Kalau kurang, saya tambah lagi. Tiba-tiba berubah image fiskal kita, tadinya enggak punya duit, sekarang kebanyakan duit,” imbuhnya.

Outlook: Indonesia Keluar dari Masa Terburuk

Dengan penempatan dana yang mulai terasa dampaknya, Purbaya optimistis bahwa Indonesia telah keluar dari masa terburuk, dan kini memasuki fase pemulihan fiskal dan moneter yang lebih sehat.

Langkah ini juga menjadi model kebijakan fiskal aktif yang mampu mendorong:

  • Pertumbuhan uang primer
  • Percepatan kredit perbankan
  • Pemulihan ekonomi nasional

Post Comment