Prospek Saham GOTO di 2025: Kinerja Keuangan dan Peluang Pertumbuhan

Kinerja Keuangan GOTO Tahun 2024

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menunjukkan perbaikan signifikan dalam kinerja keuangan sepanjang 2024. Rugi bersih perusahaan tercatat menyusut drastis sebesar 94,34% secara tahunan (YoY), dari Rp90,29 triliun pada 2023 menjadi hanya Rp5,11 triliun di 2024.

Dari sisi pendapatan, GOTO berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp15,89 triliun, naik 7,5% dibandingkan dengan Rp14,78 triliun di tahun sebelumnya. Komponen pendapatan utama meliputi:

  • Imbalan jasa: Rp5,8 triliun.
  • Jasa pengiriman: Rp5,34 triliun.
  • Pendapatan pinjaman: Rp1,93 triliun.
  • Imbalan jasa e-commerce (Tokopedia dan TikTok Shop): Rp621,87 miliar.
  • Pendapatan iklan: Rp554,99 miliar.
  • Pendapatan lainnya: Rp1,63 triliun.

Pada sisi beban, GOTO berhasil menekan total biaya operasional hingga 27,65% menjadi Rp18,13 triliun. Hal ini berkontribusi pada penurunan rugi usaha sebesar 78,20% menjadi Rp2,24 triliun dibandingkan tahun 2023.

Baca Juga : Tren Kenaikan Saham GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di Tahun 2025

Direktur Keuangan Grup GoTo, Simon Ho, menjelaskan bahwa efisiensi operasional yang diterapkan pada 2024 berhasil menurunkan beban kas rutin hingga 3%. “Fondasi keuangan yang solid memungkinkan kami melanjutkan strategi pertumbuhan di 2025,” kata Simon.

Prospek Saham GOTO di Tahun 2025

Tahun 2025 memberikan peluang baru bagi saham GOTO dengan beberapa katalis positif:

  1. Peningkatan Rekomendasi JP Morgan JP Morgan menaikkan rekomendasi saham GOTO dari neutral menjadi overweight dengan target harga Rp95 per saham pada Desember 2025. Hal ini mencerminkan potensi kenaikan sekitar 20% dari posisi saham saat ini.
  2. Perbaikan EBITDA yang Signifikan GOTO diproyeksikan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp1,3 triliun, jauh melampaui konsensus sebelumnya sebesar Rp322 miliar. Hal ini berkat penguatan ekosistem antara Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial.
  3. Potensi Merger dengan Grab Laporan merger potensial dengan Grab, dengan valuasi Rp100 per saham, dapat menjadi katalis positif untuk pertumbuhan jangka menengah.
  4. Ekspansi Bisnis Fintech dan E-commerce Pendapatan dari layanan fintech dan segmen live commerce diperkirakan terus meningkat, seiring adopsi digital di Indonesia yang semakin kuat.
  5. Tren Digitalisasi Nasional GOTO menjadi penerima manfaat utama dari digitalisasi ekonomi di Indonesia, dengan penetrasi internet dan penggunaan aplikasi berbasis digital yang semakin masif.

Baca Juga : Analisa Kinerja Saham GIAA di Tengah Kebijakan Efisiensi dan Diskon Tarif Lebaran 2025

Tantangan yang Harus Dihadapi

Meski prospek terlihat menjanjikan, GOTO tetap menghadapi beberapa tantangan, termasuk:

  • Persaingan ketat di sektor e-commerce dan transportasi online.
  • Tekanan terkait skema insentif mitra pengemudi dan tarif layanan.
  • Volatilitas pasar yang dapat memengaruhi sentimen investor.

Kesimpulan

Dengan perbaikan signifikan pada kinerja keuangan dan fokus pada efisiensi operasional, GOTO berada di jalur yang baik untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di tahun 2025. Kombinasi strategi monetisasi ekosistem, potensi merger, dan ekspansi digital memberikan prospek yang positif bagi investor. Namun, langkah selektif dan pemantauan terus-menerus terhadap strategi perusahaan tetap diperlukan untuk menghadapi tantangan pasar.

Post Comment