
Donald Trump Perkenalkan Tarif Baru Impor Mobil untuk Dorong Produksi di AS
Pengumuman Tarif Baru oleh Donald Trump
Donald Trump mengumumkan rencananya untuk memperkenalkan tarif baru terhadap impor mobil pada 2 April 2025. Ini merupakan bagian dari upayanya untuk merombak hubungan perdagangan global dan mendorong perusahaan untuk memindahkan produksi mereka ke Amerika Serikat. “Kami akan melakukannya sekitar 2 April,” ungkap Trump kepada para wartawan di Oval Office pada Jumat (14/02/2025), saat ia menandatangani perintah eksekutif terkait kebijakan energi.
Dampak pada Perang Dagang Global
Inisiatif ini menambah ketegangan dalam perang dagang yang semakin meluas, seiring dengan usaha Trump untuk memenuhi janji kampanyenya dalam menerapkan tarif yang signifikan terhadap sekutu dan pesaing AS. Pada hari sebelumnya, Trump telah mengarahkan pemerintahannya untuk merancang rencana tarif timbal balik bagi negara-negara yang mengenakan pajak impor terhadap produk-produk AS, dengan tujuan untuk memperbaiki sistem perdagangan yang dianggapnya merugikan Amerika.
Implikasi untuk Industri Otomotif
Kebijakan tarif baru ini berpotensi memberikan dampak signifikan pada industri otomotif di Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Tahun lalu, sekitar 50% dari mobil yang terjual di AS adalah produk impor. Data dari Global Data menunjukkan bahwa 80% mobil Volkswagen yang dijual di AS merupakan impor, sementara Hyundai-Kia mengimpor sekitar 65% dari total penjualannya di AS. Namun, Trump belum mengungkapkan rincian mengenai besaran tarif atau ruang lingkup kebijakan ini.
Tantangan Kebijakan Perdagangan Bebas
Belum ada kejelasan mengenai dampak kebijakan ini terhadap kendaraan yang diproduksi di bawah perjanjian perdagangan bebas antara AS, Kanada, dan Meksiko, yang sebelumnya telah dinegosiasi ulang oleh Trump. Rantai pasokan komponen otomotif di Amerika Utara sangat terintegrasi, sehingga perubahan kebijakan dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi industri.
Reaksi Industri dan Investor
Asosiasi perdagangan industri otomotif telah mengingatkan tentang kemungkinan kenaikan harga dan gangguan pada rantai pasokan akibat tarif baru ini. Namun, mereka masih menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah AS sebelum memberikan tanggapan resmi. Autos Drive America, kelompok lobi untuk produsen mobil asing, belum memberikan komentar, sementara American Automotive Policy Council, yang mewakili produsen mobil AS, juga belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Respon Pasar Saham
Saham General Motors Co. dan Ford Motor Co., yang memiliki operasi manufaktur besar di seluruh Amerika Utara, tidak menunjukkan perubahan signifikan dalam perdagangan saham pada hari Jumat. Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang utama AS, sudah menghadapi ancaman tarif impor sebesar 25% yang diumumkan oleh Trump. Namun, penerapannya ditunda hingga Maret sebagai bagian dari negosiasi terkait keamanan perbatasan, yang merupakan salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Peringatan dari Industri Otomotif
CEO Ford, Jim Farley, sebelumnya telah memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini dapat berdampak negatif bagi industri otomotif AS. “Tarif ini akan menghancurkan industri AS dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujarnya awal pekan ini.
Tarif sebagai Instrumen Diplomasi Ekonomi
Trump juga memanfaatkan tarif sebagai instrumen diplomasi ekonomi, termasuk untuk menekan negara-negara lain terkait isu imigrasi dan perdagangan narkoba ilegal. Ia sering menegaskan bahwa kebijakan tarif yang diterapkannya akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk memindahkan basis produksi ke Amerika Serikat. Dalam kampanyenya, Trump pernah menyatakan harapannya agar perusahaan otomotif asal Jerman dapat bertransformasi menjadi perusahaan yang berbasis di AS, meskipun hal ini dianggap sulit dicapai karena berbagai kendala perdagangan yang ada.
Tantangan Regulasi Lingkungan di California
Selain kebijakan tarif di sektor otomotif, Trump juga mengincar regulasi lingkungan yang diterapkan di California. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) berencana untuk mengambil langkah awal dalam membatalkan izin yang diberikan berdasarkan Clean Air Act, yang memungkinkan negara bagian tersebut untuk mewajibkan penjualan kendaraan listrik dan pada akhirnya melarang penjualan mobil berbahan bakar bensin pada tahun 2035. Administrator EPA, Lee Zeldin, yang mendampingi Trump di Oval Office, menyatakan bahwa izin tersebut akan diajukan ke Kongres untuk ditinjau. Langkah ini memberikan kesempatan bagi Kongres untuk membatalkan kebijakan emisi yang diterapkan oleh California melalui mekanisme Congressional Review Act.