
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya untuk meningkatkan partisipasi berbagai pihak dalam mengoptimalkan bursa karbon atau IDXCarbon. Kerjasama dengan institusi BUMN dan sektor swasta menjadi prioritas regulator untuk mendorong keterlibatan pelaku usaha, sambil menunggu implementasi pajak emisi karbon.
Inisiatif dan Dukungan dari OJK
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK), Inarno Djajadi, menyatakan bahwa inisiatif ini diharapkan dapat memotivasi pelaku usaha, pengembang proyek, dan masyarakat untuk aktif dalam perdagangan karbon.
“Kami bekerja sama dengan kementerian, lembaga negara, BUMN, dan sektor swasta melalui berbagai kegiatan, seperti seminar, workshop, diskusi kelompok terfokus, audiensi, serta program sosialisasi dan edukasi,” ungkap Inarno di Jakarta, Senin (10/2/2025).
Inarno juga menekankan pentingnya pengawasan dan pengembangan bursa karbon secara berkala. Ia memastikan bahwa perdagangan unit karbon dilakukan dengan tata kelola yang baik.
Koordinasi Antar Sektor
Koordinasi antar sektor, terutama dengan kementerian terkait, sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan di pasar karbon. “Kami terus meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar sektor kementerian/lembaga, khususnya dengan kementerian terkait untuk memastikan integritas dan keberlanjutan pasar karbon,” tambah Inarno.
Perkembangan Bursa Karbon IDXCarbon
Saat ini, unit karbon yang diperdagangkan di IDXCarbon masih berupa Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) yang digunakan untuk pasar offset. Bursa ini juga berencana menyediakan unit karbon dalam bentuk Persetujuan Teknis Batas Atas Emisi Pelaku Usaha (PTBAE-PU) untuk pasar allowance (wajib), meskipun hal tersebut belum terwujud.
Kolaborasi Pemerintah dalam Pengembangan Pasar Karbon
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menekankan bahwa pihaknya terus berkolaborasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mendukung pengembangan pasar karbon di Indonesia. “Kami sedang mempersiapkan pelaksanaan pajak karbon dan regulasi batas atas emisi sektoral untuk mendukung pengembangan bursa karbon,” ujar Sri Mulyani di Gedung BEI, Jakarta, pada Kamis (2/1/2025).
Perusahaan yang Diuntungkan dari IDXCarbon
IDXCarbon telah membuka peluang besar bagi berbagai sektor dalam bursa karbon. Beberapa perusahaan yang diuntungkan dalam bursa karbon ini antara lain:
- Pertamina Geothermal Energy (PGEO): Salah satu perusahaan pertama yang terlibat dalam perdagangan karbon di IDXCarbon, menjual kredit karbon dari operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi.
- Perusahaan Pembangkit Listrik: Seperti PLTGU Grati Blok 2 dan Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro Gunung Wugul, yang berkontribusi kredit karbon dari energi terbarukan.
- Bank CIMB Niaga: Terlibat sebagai pembeli unit karbon dan mendukung program dekarbonisasi nasional dan global.
- Perusahaan Pertambangan: Beberapa perusahaan besar di sektor pertambangan juga terlibat dalam perdagangan karbon untuk memenuhi target emisi mereka.
Perusahaan Terdaftar di IDXCarbon
Beberapa perusahaan yang saat ini terdaftar di IDXCarbon antara lain:
- Pertamina Geothermal Energy (PGEO): Terlibat dalam perdagangan karbon dari operasional pembangkit listrik tenaga panas bumi.
- PLTGU Grati Blok 2: Berkontribusi kredit karbon dari energi terbarukan.
- Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro Gunung Wugul: Terlibat dalam perdagangan karbon dari energi terbarukan.
- Bank CIMB Niaga: Pembeli unit karbon yang mendukung program dekarbonisasi nasional dan global.
- MNC Group Indonesia (MMSGI): Perusahaan pertambangan yang juga terlibat dalam diversifikasi ke bisnis berkelanjutan seperti smelter nikel matte, real estate, dan data center.