REGULAR INVESTORS – Pasangan calon nomor urut 03 dalam Pilkada DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno, menunjukkan keyakinan untuk meraih kemenangan dalam satu putaran dengan memperoleh lebih dari 50% suara. Mereka berpendapat bahwa hal ini dapat terwujud jika aparat negara bersikap netral selama proses Pilkada DKI Jakarta.
Mereka juga menyatakan bahwa sejumlah lembaga survei telah mencatat potensi kemenangan dalam satu putaran melalui survei yang dilakukan belakangan ini.
“Bismillah, kami berharap mendapatkan dukungan nyata dari masyarakat Jakarta dan meraih kemenangan dalam satu putaran,” ungkap Pramono Anung setelah acara kampanye besar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Sabtu (23/11/2024).
Menurutnya, aparat penegak hukum, pemerintah, dan penyelenggara pemilu perlu bersikap adil terhadap semua pasangan calon. Terutama dalam tahapan pencoblosan dan penghitungan suara pada pemilihan kepala daerah yang akan dilaksanakan pada 27 November 2024.
“Saya juga ingin mengingatkan kepada semua pihak, termasuk aparat penegak hukum, pemerintah, KPUD, dan Bawaslu, untuk menerapkan prinsip keadilan. Keadilan harus diutamakan,” tegasnya.
Pernyataan ini sejalan dengan pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang menyampaikan bahwa banyak laporan mengenai keterlibatan institusi negara di beberapa daerah selama Pilkada Serentak 2024. Mereka berusaha mempengaruhi masyarakat untuk memilih pasangan calon tertentu.
Menurutnya, intervensi dari institusi negara tersebut dilakukan dengan cara intimidasi, memberikan tawaran sembako gratis, serta menjanjikan sejumlah uang.
“Semua ini merupakan bagian dari politik uang,” ungkap Megawati dalam video yang diunggah di Youtube PDIP dengan judul ‘Pesan Perjuangan Untuk Rakyat Indonesia’.
Di sisi lain, calon wakil gubernur Rano Karno mengajak semua relawan dan tim pemenangan untuk membantu penyelenggara pemilu dalam membersihkan dan memanfaatkan kembali alat peraga kampanye (APK) dari pasangan calon nomor urut 01.
Rano menyatakan bahwa beberapa APK seperti spanduk dan baliho masih dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat setelah kampanye. Ini adalah kesempatan untuk membantu Pemerintah Provinsi DKI dalam mengurangi sampah.
“Copoti semua spanduk dan baliho. Namun, jika memungkinkan, jangan dibuang, gunakan sebagai tatakan tikar. Artinya, masih bisa memberikan manfaat,” kata Rano.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel