REGULAR INVESTORS – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengonfirmasi bahwa tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) akan meningkat menjadi 12 persen pada tahun 2025, dari sebelumnya 11 persen.
Kenaikan tarif PPN ini merupakan implementasi dari Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Kebijakan ini diperkirakan akan mempengaruhi daya beli masyarakat yang semakin menurun.
“Rencana peningkatan PPN menjadi 12 persen dapat berpotensi lebih lanjut membatasi daya beli masyarakat Indonesia,” ungkap riset dari Panin Sekuritas, yang dikutip pada Minggu (17/11/2024).
Kenaikan PPN sebesar 12 persen akan tetap dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), meskipun saat ini terjadi penurunan daya beli dan perlambatan ekonomi.
Sri Mulyani menekankan bahwa APBN sebagai alat penyangga akan tetap dijaga agar tetap sehat.
“Kita sudah memiliki undang-undangnya, dan kita perlu mempersiapkan agar PPN 12 persen ini dapat diterapkan, dengan penjelasan yang jelas agar semua pihak memahami,” ungkap Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR pada Rabu (13/11/2024).
Sri Mulyani juga menyatakan bahwa pemerintah perlu memberikan penjelasan kepada masyarakat terkait kenaikan PPN ini.
“Ini menunjukkan bahwa meskipun kita menetapkan kebijakan pajak, termasuk PPN, kita tetap memperhatikan sektor-sektor penting seperti kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok,” tambah Sri Mulyani.
Dalam konteks ini, perusahaan ritel dipastikan akan merasakan dampaknya, karena kemungkinan akan meningkatkan harga produk-produk ritel.
Pada perdagangan hari Jumat (15/11), sejumlah saham dari emiten ritel mengalami penurunan. Di antara saham yang terpengaruh, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mengalami penurunan sebesar 2,37 persen menjadi Rp2.880. Selanjutnya, saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) juga mengalami penurunan sebesar 2,86 persen menjadi Rp408.
Saham PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) merosot 3,03 persen menjadi Rp800, sementara saham PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) anjlok hingga 12,22 persen menjadi Rp79. Saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun 2,44 persen menjadi Rp1.400, dan saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) melemah 0,52 persen menjadi Rp380.
Saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mengalami penurunan sebesar 1,78 persen menjadi Rp1.380, diikuti oleh saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) yang menyusut 1,38 persen menjadi Rp428, serta saham PT Kurniamitra Duta Sentosa Tbk (KMDS) yang melorot 5,15 persen menjadi Rp645.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel