REGULAR-INVESTOR.COM – Harga emas Logam Mulia yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mengalami penurunan signifikan dalam perdagangan hari ini. Penurunan harga emas global turut mempengaruhi harga emas Antam yang kini berada di zona negatif.
Pada hari Selasa (12/11/2024), harga emas Antam tercatat sebesar Rp 1.482.000 per gram, turun sebesar Rp 35.000 dibandingkan dengan harga pada hari sebelumnya.
Sementara itu, harga buyback yang ditawarkan oleh Antam adalah Rp 1.336.000 per gram, juga mengalami penurunan sebesar Rp 35.000 dari posisi sebelumnya.
“Emas batangan ANTAM LM dijamin keaslian dan kemurniannya selama kemasan tetap utuh. Dengan sertifikat dari LBMA (London Bullion Market Association), emas batangan ANTAM LM diakui secara internasional, dan harga jual kembali (buyback) mengikuti fluktuasi harga emas global. Harga jual kembali berlaku sama untuk semua pecahan dan tahun produksi,” demikian keterangan yang tertera di situs Logam Mulia.
Harga emas Antam memang dipengaruhi oleh fluktuasi harga emas di pasar global. Saat ini, harga emas sedang mengalami penurunan.
Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup pada angka US$ 2.622,6 per troy ons. Ini merupakan penurunan sebesar 2,31% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu, dan menjadi yang terendah sejak 9 Oktober, atau lebih dari sebulan terakhir.
Harga emas telah mengalami penurunan selama dua hari berturut-turut, dengan total penurunan mencapai 3,11% dalam periode tersebut.
Lebih lanjut, harga emas kini berada dalam tren negatif. Dalam seminggu terakhir, harga telah merosot sebesar 4,13% secara point-to-point, dan dalam sebulan terakhir, harga mengalami penurunan sebesar 1%.
Pekan lalu, Amerika Serikat melaksanakan Pemilihan Umum (Pemilu), di mana Trump terpilih kembali sebagai presiden untuk periode empat tahun ke depan. Selain itu, Partai Republik yang mendukung Trump juga berhasil menguasai Senat.
Hasil pemilihan umum di AS telah mengurangi ketidakpastian dalam dinamika politik negara tersebut. Hal ini mendorong para investor untuk melakukan pengambilan keuntungan, terutama karena harga emas telah mengalami kenaikan yang signifikan tahun ini.
Indikasi dari hal ini dapat dilihat pada pasar Exchange-Traded Fund (ETF) emas. Menurut laporan Bloomberg News, SPDR Gold Shares (GLD), yang merupakan ETF emas terbesar di dunia, mengalami arus modal keluar lebih dari US$ 1 miliar pada pekan lalu. Ini merupakan arus keluar mingguan terbesar sejak Juli 2022, atau hampir dalam dua setengah tahun terakhir.
Di samping itu, kemenangan Trump juga berkontribusi pada penguatan nilai tukar dolar AS. Hal ini tidak mengherankan, mengingat Trump sering menyatakan keinginannya untuk menciptakan dolar AS yang kuat.
Dalam minggu terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia) mengalami kenaikan sebesar 1,48%. Selama sebulan terakhir, indeks ini menunjukkan penguatan sebesar 2,21%.
Emas diperdagangkan dalam dolar AS. Ketika dolar AS menguat, harga emas menjadi lebih tinggi bagi para investor yang menggunakan mata uang lain. Hal ini menyebabkan penurunan permintaan terhadap emas, yang pada gilirannya mempengaruhi harga.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel