Indonesia Percepat Proyek Sampah Jadi Listrik: 7 Wilayah Siap Bangun PSEL, Investor Asing Antre di IISF 2025
Indonesia Percepat Proyek Sampah Jadi Listrik: 7 Wilayah Siap Bangun PSEL, Investor Asing Antre di IISF 2025
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) resmi menyampaikan hasil verifikasi potensi lokasi pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) yang digagas oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Proyek ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam mengatasi krisis pengelolaan sampah sekaligus mendorong transisi menuju energi terbarukan.
7 Wilayah Aglomerasi Siap Bangun PSEL
Verifikasi lokasi disampaikan langsung kepada CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah kepala daerah di kantor Danantara, Kamis (9/10/2025). Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa pembangunan PSEL adalah solusi konkret untuk kota-kota besar yang menghasilkan lebih dari 1.000 ton sampah per hari.
“Teknologi ini akan mengubah beban lingkungan menjadi sumber energi terbarukan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Hanif Faisol, Jumat (10/10/2025).
Adapun wilayah yang telah lolos verifikasi meliputi:
- Yogyakarta Raya
- Denpasar Raya
- Bogor Raya
- Bekasi Raya
- Tangerang Raya
- Medan Raya
- Semarang Raya
Sementara Jakarta dan Bandung Raya masih dalam proses pemenuhan kriteria teknis dan administratif sebelum dapat ditetapkan sebagai lokasi pembangunan PSEL.
Hanif menambahkan bahwa program PSEL tidak hanya bertujuan mengurangi timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga menjadi bagian penting dari transisi menuju ekonomi hijau dan kemandirian energi nasional.
Investor Asing Antre di IISF 2025
Proyek PSEL akan ditawarkan dalam ajang Indonesia International Sustainability Summit (IISF) 2025. Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyebutkan bahwa sejumlah investor asing telah menyatakan minatnya untuk terlibat.
“Banyak investor dari China, Korea, Jepang, Belanda, Jerman, Singapura, dan negara-negara lain yang ingin berkontestasi dalam waste to energy ini,” ungkap Rosan.
Struktur kerja sama yang telah direvisi oleh Danantara menjadi daya tarik tersendiri, terutama dalam aspek transparansi dan keterbukaan. Selain itu, biaya investasi yang relatif rendah membuka peluang besar bagi investor untuk masuk.
“Mereka tidak hanya melihat return dari proyek, tetapi juga dampak positif dari sisi kesehatan, lingkungan, dan sosial,” tambah Rosan.
Bukti Keseriusan Indonesia Garap Energi Terbarukan
CEO Danantara menegaskan bahwa IISF 2025 menjadi momentum penting untuk menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dan menurunkan emisi karbon secara berkelanjutan.
“Ajang IISF ini memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia punya komitmen tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tegasnya.
Verifikasi Lintas Kementerian di TPA Galuga Bogor
Sebelumnya, tim lintas kementerian telah melakukan verifikasi lapangan di TPA Galuga, Kabupaten Bogor, Sabtu (4/10/2025). Tim terdiri dari KLH, Kemendagri, Kementerian ESDM, Kemenko Pangan, Danantara, dan PLN.
Staf Ahli KLH, Hanifah Dwi Nirwana, menyampaikan bahwa lahan di Galuga merupakan aset milik Pemkot Bogor namun secara administratif berada di Kabupaten Bogor. Dengan timbulan sampah mencapai 1.500 ton per hari, lokasi ini dinilai memenuhi syarat utama pembangunan PSEL.
“Dari sisi luasan cukup memenuhi, dan timbulan sampah di TPA Galuga sudah mencapai 1.500 ton per hari,” ujar Hanifah.
Post Comment