Garuda Indonesia Catat Rugi USD142,84 Juta di Semester I-2025, Restrukturisasi dan Efisiensi Jadi Fokus Pemulihan

Kerugian Garuda Indonesia Meningkat 42% di Semester I-2025

Berdasarkan Laporan Keuangan Interim Auditan Garuda Indonesia (GIAA) untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2025, maskapai mencatat kerugian bersih sebesar USD142,84 juta, meningkat dari USD100,35 juta pada periode yang sama tahun 2024. Seluruh laporan disajikan dalam mata uang Dolar Amerika (USD).

Peningkatan kerugian sebesar USD42,49 juta ini terutama disebabkan oleh faktor keuangan, bukan beban operasional.

Faktor Utama Peningkatan Kerugian

Dua komponen keuangan menjadi penyebab utama memburuknya kinerja laba bersih Garuda:

  • Penurunan keuntungan selisih kurs: dari USD22,76 juta (2024) menjadi hanya USD5,41 juta (2025)
  • Peningkatan beban bunga dan keuangan: dari USD246,46 juta menjadi USD251,53 juta

Sementara itu, beberapa beban operasional justru mengalami penurunan:

  • Beban penjualan: turun dari USD84,11 juta menjadi USD81,70 juta
  • Beban umum dan administrasi: turun dari USD103,42 juta menjadi USD96,66 juta

Pendapatan dan Neraca Keuangan

  • Pendapatan usaha: turun dari USD1,620 miliar menjadi USD1,548 miliar
  • Total liabilitas: naik tipis dari USD7,970 miliar menjadi USD8,010 miliar
  • Ekuitas negatif: memburuk dari minus USD1,351 miliar menjadi minus USD1,496 miliar

Arus Kas Operasi Tetap Positif

Meski rugi bersih meningkat, Garuda Indonesia berhasil mencatat arus kas bersih positif dari aktivitas operasi:

  • 30 Juni 2025: USD303,33 juta
  • 30 Juni 2024: USD235,06 juta

Hal ini menunjukkan bahwa operasional inti perusahaan masih menghasilkan kas yang sehat.

Strategi Pemulihan: Restrukturisasi dan Efisiensi

Garuda Indonesia telah menjalankan sejumlah strategi untuk memperbaiki kinerja keuangan dan operasional:

1. Restrukturisasi Keuangan

  • Pengurangan utang dari USD10,1 miliar menjadi USD5,1 miliar
  • Neraca keuangan lebih sehat dan siap menopang pertumbuhan

2. Efisiensi Operasional

  • Fokus pada rute penerbangan yang menguntungkan
  • Penyesuaian armada dan negosiasi biaya sewa pesawat (turun 30–50%)
  • Program pensiun dini untuk efisiensi SDM

3. Diversifikasi Pendapatan

  • Penguatan layanan kargo
  • Kemitraan strategis untuk memperluas sumber pendapatan non-penumpang

4. Target Profitabilitas

  • Manajemen optimistis mencapai laba bersih pasca restrukturisasi
  • Fokus pada pertumbuhan berkelanjutan

5. Peningkatan Kualitas Layanan

  • Ketepatan waktu (On-time Performance) menjadi prioritas
  • Garuda dinilai sebagai salah satu maskapai dengan OTP terbaik di dunia

Outlook: Menuju Pemulihan Jangka Panjang

Meski tantangan masih besar, Garuda Indonesia menunjukkan komitmen kuat untuk bangkit melalui:

  • Penguatan struktur keuangan
  • Optimalisasi operasional
  • Diversifikasi bisnis

Langkah-langkah ini diharapkan dapat membawa Garuda kembali ke jalur profitabilitas dan memperkuat posisinya di industri penerbangan nasional dan internasional.

Post Comment