
Hashim Djojohadikusumo Biacara Agenda Strategis Ekonomi Indonesia 2025
Agenda Strategis Hashim Djojohadikusumo untuk Ekonomi Indonesia 2025
Hashim Djojohadikusumo, tokoh yang dikenal dengan kontribusinya dalam pengembangan ekonomi Indonesia, memaparkan berbagai program dan kebijakan strategis dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025. Dari sektor energi hingga perumahan, berikut adalah poin-poin penting yang menjadi fokus pemerintah.
1. Penambahan Anggaran untuk Program Makanan Bergizi Gratis (MBG)
Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran program Makanan Bergizi Gratis (MBG) hingga ratusan triliun rupiah, dengan total anggaran saat ini mencapai Rp171 triliun. Program ini diharapkan dapat meningkatkan gizi masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah yang masih mengalami keterbatasan akses makanan berkualitas.
2. Batu Bara Masih Hidup dengan Teknologi Baru CCS
Hashim menolak anggapan bahwa industri batu bara adalah sektor “mati”. Menurutnya, dengan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk penangkapan dan penyimpanan karbon, emisi dapat ditekan secara signifikan, memungkinkan batu bara tetap relevan dalam jangka panjang.
“Batu bara sebetulnya masih bisa hidup lama sekali, bukan industri mati,” jelas Hashim. Ia menekankan bahwa teknologi CCS membuka peluang besar untuk sektor ini ke depannya.
3. Menolak Skema Power Wheeling Listrik
Hashim menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menolak penerapan skema Power Wheeling listrik. Skema ini, yang memungkinkan pihak swasta menjual listrik langsung ke masyarakat, dianggap dapat mengurangi peran PT PLN (Persero) sebagai BUMN utama di sektor listrik. Pemerintah tetap mempertahankan PLN sebagai pengendali utama distribusi listrik di Indonesia.
4. Target Ambisius Penerimaan Negara: 18% dari PDB
Presiden Prabowo memiliki target ambisius untuk meningkatkan rasio penerimaan negara dari 12,1% menjadi 18% dari PDB, dengan langkah lebih lanjut menuju 23% di masa depan. Program ini bertujuan mengoptimalkan potensi pendapatan dari sektor abu-abu atau grey economy, sekaligus memastikan APBN mencapai surplus.
5. Insentif Rp130 Triliun untuk Program 3 Juta Rumah
Hashim menegaskan pentingnya program 3 juta rumah untuk mengatasi backlog perumahan yang mencapai 12,7 juta unit. Bank Indonesia menyediakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) senilai Rp130 triliun untuk mendukung pembiayaan rumah rakyat.
“Masih ada puluhan juta warga Indonesia yang belum memiliki rumah layak. Bank Indonesia mendukung penuh program ini,” ungkap Hashim.
Baca Juga : Kemenangan Indonesia di WTO dan Dampaknya pada Industri Kelapa Sawit
Baca Juga : Peluncuran Bank Emas oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Pertama di Indonesia
6. Perluasan Akses Internet untuk Pertumbuhan Ekonomi
Akses internet cepat dan terjangkau menjadi prioritas, karena dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 10%. Hashim mengutip riset McKinsey yang menyebut konektivitas internet mampu mempercepat laju ekonomi Indonesia sebesar 0,7%-1,3% untuk setiap 10% populasi yang mendapatkan akses.
“Konektivitas internet adalah kesempatan besar bagi Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat baru,” jelasnya.
7. Investor Asing Tertarik Investasi Lewat Danantara
Hashim mengungkapkan banyaknya minat investor asing, terutama dari China dan Eropa, untuk berinvestasi melalui badan pengelola investasi Danantara. Hashim menilai keterlibatan Danantara menjadi jaminan kepercayaan investor luar negeri dalam mendanai proyek-proyek strategis di Indonesia.
Kesimpulan
Hashim Djojohadikusumo menyoroti berbagai agenda strategis yang mencakup sektor energi, infrastruktur, hingga pemberdayaan masyarakat. Kebijakan-kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk memajukan ekonomi Indonesia, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh.