
Danantara Kuasai 15% Kapitalisasi IHSG: Ini Dampak Bagi Pasar Modal Indonesia
Danantara Kuasai 15% Kapitalisasi Pasar IHSG, Apa Dampaknya?
Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) kini memainkan peran signifikan dalam pasar modal Indonesia. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa total kapitalisasi pasar dari 12 perusahaan BUMN dan anak usahanya yang tergabung dalam Danantara mencapai Rp1.893 triliun per Desember 2024. Angka ini setara dengan 15% dari total kapitalisasi pasar IHSG.
Kontribusi Signifikan Perusahaan BUMN di Pasar Modal
Selain kontribusi pada kapitalisasi pasar, perusahaan-perusahaan BUMN dan anak usahanya juga menyumbang 27% dari total nilai transaksi di BEI. Menurut Iman, kehadiran Danantara memberikan potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia.
“Kami percaya bahwa Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia. Namun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan menunjukkan efektivitas model bisnis yang diterapkan,” ujar Iman.
Fleksibilitas Pengelolaan Dividen
Dengan Danantara, pengelolaan dividen dari perusahaan BUMN menjadi lebih fleksibel. Dividen dari anggota perusahaan dikelola di bawah satu entitas, memungkinkan distribusi keuntungan yang lebih terstruktur. Menurut Iman, fleksibilitas ini menjadi salah satu keunggulan utama Danantara.
“Saat ini, total dividen akan dinikmati oleh semua perusahaan yang berada di bawah Danantara, dan menurut saya, fleksibilitas inilah yang menjadi keunggulan,” jelasnya.
Baca Juga : Strategi Ekonomi Suahasil Nazara: Efisiensi APBN dan Kebijakan DHE untuk Pertumbuhan 8%
Baca Juga : Bentuk Holding Operasional, Danantara Siap Sulap BUMN Sakit
Efisiensi dan Transparansi dengan GCG
Iman menambahkan bahwa Danantara dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan BUMN, sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Pengelolaan yang transparan dapat membantu membangun kepercayaan pasar terhadap perusahaan pelat merah.
Kinerja Positif IPO Perusahaan BUMN
Historis menunjukkan bahwa perusahaan BUMN yang melakukan Initial Public Offering (IPO) cenderung mengalami lonjakan harga saham yang signifikan. Sebagai contoh:
- Bank Rakyat Indonesia (BRI): Kenaikan lebih dari 4.700% sejak IPO
- Bank Mandiri: Meningkat 3.300%
- Telkom Indonesia: Bertumbuh 1.326%
“Data ini membuktikan bahwa perusahaan BUMN yang go public cenderung tumbuh lebih cepat berkat peningkatan transparansi dan akuntabilitas,” ungkap Iman.
Akses ke Instrumen Pasar Modal
Keuntungan lain bagi perusahaan pelat merah yang terdaftar di BEI adalah akses lebih luas ke berbagai instrumen pasar modal, seperti rights issue dan penerbitan obligasi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperkuat pendanaan guna mendukung pertumbuhan bisnis.
Kesimpulan
Kehadiran Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi memberikan dampak signifikan bagi pasar modal Indonesia. Dengan menguasai 15% kapitalisasi pasar IHSG dan kontribusi besar pada nilai transaksi, Danantara menjadi katalis penting untuk pertumbuhan ekonomi. Selain itu, fleksibilitas dalam pengelolaan dividen dan peningkatan transparansi melalui prinsip GCG semakin memperkuat posisi perusahaan BUMN di pasar modal.