Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menunjukkan beberapa pencapaian penting pada tahun 2024. Berikut adalah ringkasan kinerja laporan keuangan mereka:
Pendapatan: PGEO mencatat pendapatan sebesar US$306,02 juta atau setara dengan Rp4,63 triliun selama kuartal III/2024. Pendapatan ini sedikit menurun sebesar 0,71% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba Bersih: Mereka mencatat kenaikan laba bersih sepanjang periode 9 bulanan 2024 sebesar US$133,99 juta atau setara dengan Rp2,02 triliun. Angka ini naik tipis sebesar 0,36% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Beban Pokok Pendapatan dan Beban Langsung: Beban pokok pendapatan dan beban langsung PGEO tercatat naik 4,74% menjadi US$132,19 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penggunaan Dana IPO: PGEO telah menyerap Rp4,3 triliun dari dana IPO senilai Rp8,77 triliun yang dihimpun pada Februari 2023. Dana ini digunakan untuk pengembangan kapasitas terpasang dan proyek co-generation.
Performa Saham: Performa saham PGEO pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis 23/01/2025, bergerak di Rp1,035-1,110 atau turun 0,94% setelah sehari sebelumnya naik 14,59% dari Rp925 per saham ke Rp1,060 per saham.
PGEO terus berkomitmen untuk menjadi perusahaan energi hijau dengan mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap operasinya. Mereka juga telah menargetkan kapasitas terpasang sebesar 1 GW pada 2026 melalui pengembangan konvensional dan proyek brine to power.
Rencana Bisnis Ambisius PGEO untuk Tahun 2025
Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) memiliki rencana bisnis yang ambisius untuk tahun 2025 dengan fokus pada ekspansi dan pengembangan kapasitas energi panas bumi. Berikut adalah beberapa poin penting dari rencana bisnis terbaru mereka:
Penambahan Kapasitas: PGEO berkomitmen untuk menambah kapasitas terpasang dari 672,5 Megawatt (MW) saat ini menjadi 1 Gigawatt (GW) dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Mereka memiliki tiga proyek utama yang akan mendukung target ini:
- Proyek Hululais Unit 1 & 2: Kapasitas 110 MW, pembangunan dijadwalkan rampung dalam waktu 25 bulan dan beroperasi komersial pada tahun 2027.
- Proyek Lumut Balai Unit 2: Kapasitas 55 MW, progres mencapai 88,92% dengan jadwal mechanical completion pada Desember 2024 dan COD pada kuartal I-2025.
- Proyek Co-Generation: Menambah kapasitas 45 MW melalui proyek Ulubelu Binary Unit (30 MW) dan Lahendong (15 MW).
Eksplorasi Lapangan Baru: PGEO akan melakukan eksplorasi lapangan baru di wilayah Gunung Tiga dengan potensi cadangan energi sebesar 55 MW. Eksplorasi ini diharapkan dapat menjadi sumber baru energi bersih dan berkontribusi pada target transisi energi menuju net zero emission pada 2060.
Penggunaan Dana IPO: PGEO akan terus menggunakan dana IPO untuk mendukung pengembangan kapasitas terpasang dan proyek co-generation.
Integrasi Prinsip ESG: PGEO terus mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap operasinya. Mereka telah berhasil masuk ke dalam daftar “2025 ESG Top-Rated Company” yang dirilis oleh Sustainalytics, menjadikan mereka satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi ini.
Strategi Efisiensi Energi dan Co-Generation: PGEO berupaya meningkatkan efisiensi energi dan menerapkan co-generation untuk menurunkan intensitas emisi hingga lebih dari 5% pada tahun 2026.
Pandangan Analis dan Dividen
Pandangan analis terhadap saham PGEO pada tahun 2025 cenderung optimis. Berdasarkan laporan dari Simply Wall St, analis memprediksi bahwa harga saham PGEO akan naik sebesar 49,4% dalam jangka panjang. Mereka juga menilai bahwa PGEO masih terjual di bawah nilai pasar yang seharusnya, dengan Price-to-Earnings (P/E) ratio sebesar 14,2x, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata pasar Indonesia sebesar 15,2x.
Tingkat dividen payout ratio untuk tahun 2024 adalah 78,5% dari laba bersih. PGEO telah membagikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp2,06 triliun atau sekitar Rp49,80 per saham. Dividen ini akan dibagikan pada pertengahan tahun 2025.
Disclaimer : Keputusan Investasi menjadi tanggung jawab investor
Sumber: Simply Wall St, Warta Ekonomi, Kontan.