Jakarta – Harga emas global mencapai puncak tertinggi dalam lebih dari dua minggu pada Kamis (2/1/2025), didorong oleh meningkatnya permintaan untuk aset aman yang memperpanjang lonjakan signifikan sebesar 27 persen sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data pasar, harga emas spot (XAU/USD) naik 1,29 persen menjadi USD 2.658,23 per troy ons.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenaikan Harga Emas
Menurut laporan dari Trading Economics pada Kamis (2/1), kenaikan ini didorong oleh beberapa faktor:
- Pelonggaran Kebijakan Moneter di AS: Pelonggaran ini membuat emas lebih menarik sebagai aset aman.
- Pembelian Emas oleh Bank Sentral: Pembelian emas mencapai angka tertinggi.
- Ketegangan Geopolitik: Serangan drone Rusia di Kyiv dan operasi militer Israel di Gaza.
Namun, prospek untuk emas tetap bervariasi, karena sikap hati-hati Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga lebih lanjut, dengan alasan adanya risiko inflasi yang dapat meningkat kembali, telah mengurangi daya tarik logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil.
Di sisi lain, para pelaku pasar juga mempertimbangkan ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi dan tarif dari pemerintahan Trump yang akan datang, serta upaya China untuk mendorong pertumbuhan.
Harapan Pembelian Emas oleh Bank Sentral
Meskipun demikian, harapan akan pembelian emas yang terus dilakukan oleh bank sentral, yang didukung oleh survei dari World Gold Council, diperkirakan dapat mendukung permintaan dan menjaga tekanan naik pada harga emas.
Menunggu Katalis Baru di Pasar Emas
Pasar saat ini sedang menunggu katalis baru yang dapat mempengaruhi arah pergerakan emas dan logam mulia lainnya, yang selama bulan Desember diperdagangkan dalam kisaran yang sempit, terutama selama periode liburan akhir tahun.
Namun, menurut analisis dari Deutsche Bank, emas menunjukkan performa yang kuat pada tahun 2024 dengan kenaikan sekitar 27 persen. Logam mulia ini mencatatkan pengembalian tahunan tertinggi sejak 2010, didorong oleh pemangkasan suku bunga oleh bank sentral dan kekhawatiran geopolitik yang terus berlanjut. Suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan daya tarik emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga.
Prediksi Harga Emas 2025
“Emas tampaknya sedang berada dalam fase konsolidasi di rentang yang sempit, yang sering kali menjadi indikasi bahwa pasar bersiap untuk mengalami breakout. Saya memperkirakan breakout ini akan cenderung bergerak ke arah atas,” kata Kyle Rodda, analis pasar keuangan di Capital.com.
Rodda memprediksi bahwa emas akan tetap bullish pada tahun 2025, didorong oleh risiko geopolitik dan ekspektasi peningkatan utang pemerintah akibat defisit fiskal yang dalam di bawah pemerintahan Trump. Namun, ada tantangan potensial dari laju pemangkasan suku bunga The Fed yang lebih lambat dan penguatan dolar AS.
Menunggu Data Ekonomi AS dan Prospek Suku Bunga
Pasar kini akan menunggu petunjuk dari serangkaian data ekonomi AS yang akan dirilis pekan depan, yang dapat mempengaruhi prospek suku bunga pada tahun 2025, serta kebijakan tarif Trump. Donald Trump dijadwalkan dilantik sebagai presiden AS pada 20 Januari mendatang.
Para pelaku pasar memperkirakan bahwa Fed akan mengambil pendekatan yang lambat dan hati-hati terkait pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2025, mengingat inflasi yang masih melebihi target 2 persen. Berdasarkan alat FedWatch dari CME, peluang penurunan suku bunga pada bulan Januari hanya sebesar 11,2 persen.