Regular-investor.com – Banyak publikasi di media dan ulasan dari para influencer saham yang hanya menggunakan dua metrik, yaitu PER (rasio harga terhadap laba) dan PBV untuk menganalisis nilai wajar saham. Meskipun kedua metrik ini berguna, mereka hanya efektif jika didukung oleh analisis lainnya.
Tidak ada yang merasa nyaman saat makan bubur, sop, atau soto menggunakan garpu. Tekstur cair dari ketiga jenis makanan ini tidak cocok untuk dinikmati dengan garpu karena banyak kuah yang tidak dapat diambil dengan baik. Hal ini juga berlaku dalam investasi saham.
Jika analisis hanya berhenti pada dua metrik ini dan langsung menyimpulkan apakah suatu saham “murah” atau “mahal”, maka itu sama saja dengan membeli mobil bekas hanya berdasarkan warna cat yang sesuai dengan selera Anda.
Keterbatasan Penggunaan P/E dan PBV
Mengandalkan P/E dan PBV sebagai satu-satunya alat analisis adalah pendekatan yang kurang bijaksana dan seringkali menyesatkan. Analogi kesulitan makan bubur dengan garpu menunjukkan betapa tidak efisiennya metode ini:
- Mengabaikan Kondisi Utang: P/E dan PBV tidak mempertimbangkan kondisi utang perusahaan. Sebuah perusahaan mungkin memiliki rasio laba yang tinggi, tetapi jika didorong oleh utang yang berlebihan, kondisi keuangannya bisa jauh lebih berisiko daripada yang terlihat.
- Sederhana dan Kurang Komprehensif: Metrik ini didasarkan pada data historis dan tidak memperhitungkan tren makro, tren industri, atau peristiwa ekonomi yang dapat mempengaruhi prospek masa depan. Sebuah perusahaan di industri yang menurun mungkin memiliki P/E yang rendah, tetapi ini tidak mencerminkan kualitas investasi yang baik.
- Kurang Memperhatikan Potensi Pertumbuhan: Kedua rasio ini tidak mencakup dinamika pertumbuhan seperti inovasi atau perubahan dalam siklus ekonomi yang semakin penting di pasar yang cepat berubah.
Pendekatan Alternatif dan Lebih Komprehensif
Untuk menikmati bubur ayam dengan cara yang tepat—dalam konteks investasi, artinya mendapatkan pemahaman nilai wajar yang lebih baik—analisis harus mencakup berbagai aspek, termasuk:
> Tingkat Pertumbuhan Laba: Memahami bagaimana laba dan keuntungan perusahaan tumbuh seiring waktu.
> Tingkat Utang dan Risiko Keuangan: Menilai rasio utang terhadap ekuitas untuk mendapatkan gambaran jelas tentang risiko perusahaan.
> Margin Keuntungan dan Faktor Kualitatif: Memahami margin operasi dan profitabilitas serta mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas manajemen dan tren industri.
Mengapa Nilai Wajar Itu Penting?
Mengetahui nilai wajar yang sebenarnya memungkinkan investor untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik, menghindari risiko membayar terlalu mahal untuk sebuah aset atau kehilangan peluang menguntungkan lainnya.
Mengandalkan berbagai indikator dan analisis mendalam, alih-alih hanya terpaku pada P/E dan PBV, memungkinkan investor untuk menikmati keseluruhan “hidangan investasi” dengan cara yang lebih tepat dan menguntungkan.