Jakarta – Sudah satu tahun penuh tanah Israel membombardir Wilayah Gaza atau sejak 7 Oktober 2023. Kementerian Bidang Kesehatan Palestina melaporkan jumlah keseluruhan orang yang terluka tewas hingga Oktober 2024 telah terjadi melampaui 42.400 jiwa. Serangan negara Israel telah terjadi menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah yang dimaksud mengungsi pada berada dalam blokade yang mana terus berlanjut dan juga mengakibatkan kekurangan makanan, air bersih, lalu obat-obatan.
Dalam status yang dimaksud memilukan ini, sejumlah yang tersebut mempertanyakan mengapa negara Arab tampak pasif atau tak bersuara lantang mengenai situasi Gaza.
Muhittin Ataman, seseorang profesor ke Departemen Hubungan Internasional ke Universitas Bidang Studi Sosial Ankara menjelaskan beberapa orang alasan kenapa negara Arab cenderung diam saat Kawasan Gaza dibombardir oleh Israel. Berikut alasannya dilansir dari Daily Sabah.
1. Perubahan Identitas Publik Arab
Menurut Muhittin, ketika ini terbentuk inovasi identitas pada rakyat Arab. Dulu, sejumlah komunitas Arab yang tersebut merasa erat dengan identitas pan-Arab serta Islam, sehingga merekan tambahan peduli terhadap isu Palestina. Namun, sejak Arab Spring pada 2011, identitas nasional berubah jadi lebih tinggi penting. Orang-orang Arab pada masa kini tambahan memprioritaskan urusan pada negeri mereka itu sendiri daripada kesulitan internasional seperti konflik Palestina-Israel.
2. Lemahnya Organisasi Masyarakat
Setelah Arab Spring, banyak organisasi yang mana membantu aksi membantah ditekan oleh pemerintah. Contohnya, Ikhwanul Muslimin—sebuah organisasi Islam besar yang mana menyokong pembaharuan ke beragam negara Arab—dilarang ke beberapa negara. Hal ini menghasilkan sulit bagi komunitas Arab untuk terkoordinasi dan juga mengungkapkan pendapat mereka, satu di antaranya masalah konflik Palestina.
3. Kepentingan Ekonomi
Banyak elite Arab miliki hubungan kegiatan bisnis yang digunakan erat dengan negara-negara Barat yang membantu Israel. Demi merawat bidang usaha kemudian kenyamanan mereka, sebagian dari dia cenderung enggan bersuara lantang menentang Israel. Mereka lebih banyak memilih memberikan bantuan kemanusiaan, meskipun bantuan yang disebutkan tidak ada selalu sampai ke rakyat Palestina yang digunakan paling membutuhkan.
4. Tekanan dari Negara-negara Barat
Negara-negara Arab juga berada ke bawah tekanan kebijakan pemerintah dari negara-negara Barat yang dimaksud memperkuat Israel. Para pendukung pro-Israel kerap mengintimidasi pemerintah Arab agar tidak ada mengambil langkah tegas. Hal ini menimbulkan mereka lebih besar berhati-hati untuk tak mencela negara Israel secara terbuka.
5. Kekuatan Narasi Politik Global
Melansir dari laman Setav.org, negara-negara Muslim seringkali harus menghadapi narasi global yang dimaksud menggambarkan mereka itu sebagai anti-Barat atau anti-Semit apabila bersikap keras terhadap Israel. Hal ini menghasilkan merekan berada pada sikap sulit, di dalam mana menggalang Palestina bisa jadi dianggap sebagai tindakan yang tersebut kontroversial.
DAILY SABAH | Setav.org
Artikel ini disadur dari Kenapa Negara Arab Diam Saja Melihat Gaza Dibombardir Israel? Ini 5 Alasannya