Donald Trump Desak The Fed Pangkas Suku Bunga 1%, Tekanan terhadap Jerome Powell Meningkat

Trump Tekan The Fed untuk Pangkas Suku Bunga 1%

Presiden Donald Trump kembali menekan Federal Reserve (The Fed) agar segera memangkas suku bunga sebesar satu poin persentase. Dalam unggahan di media sosial pada Jumat, 6 Juni 2025, Trump menyebut bahwa The Fed tertinggal dalam merespons situasi ekonomi saat ini.

“‘Terlambat’ di The Fed adalah bencana! Meski dia, negara kita baik-baik saja. Turunkan satu poin penuh, Rocket Fuel!” tulis Trump dalam unggahannya.

Desakan ini bukan hal baru. Sejak pertama kali menunjuk Gubernur The Fed Jerome Powell pada 2017, Trump berulang kali mengkritik Powell karena dianggap terlalu lambat dalam menurunkan biaya pinjaman. Bahkan, dalam pertemuan di Gedung Putih bulan lalu, Trump kembali menekan Powell untuk mengambil langkah agresif dalam pemangkasan suku bunga.

Apakah The Fed Akan Menurunkan Suku Bunga?

Para pejabat The Fed dijadwalkan bertemu pada 17-18 Juni 2025, tetapi banyak ekonom memperkirakan tidak akan ada perubahan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

“Kami masih menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan perdagangan, imigrasi, dan perpajakan sebelum mengambil langkah terhadap suku bunga,” kata seorang pembuat kebijakan The Fed.

Pemangkasan suku bunga sebesar satu persen penuh dalam satu pertemuan dianggap tidak biasa kecuali dalam kondisi ekonomi yang sangat parah atau krisis keuangan. The Fed terakhir kali memangkas suku bunga sebesar 1% pada Maret 2020, ketika ekonomi AS terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang memicu gelombang PHK dan resesi.

Selain itu, The Fed memiliki target inflasi sebesar 2%, sehingga kebijakan suku bunga harus dijaga dengan hati-hati agar tidak memicu tekanan inflasi yang tidak terkendali.

Trump Kritik Powell: Biaya Pinjaman Pemerintah Membengkak

Dalam pesan selanjutnya, Trump menuduh Jerome Powell telah merugikan ekonomi AS dengan mempertahankan suku bunga di level saat ini.

“Kebijakan ini meningkatkan biaya pinjaman pemerintah federal yang seharusnya JAUH LEBIH RENDAH!!!” tulis Trump.

Suku bunga yang tinggi telah menyebabkan beban bunga utang pemerintah AS meningkat pesat. Data menunjukkan bahwa rata-rata suku bunga pada obligasi pemerintah saat ini berada di 3,36%, jauh lebih tinggi dibandingkan sebelum The Fed menaikkan suku bunga.

Pada tahun fiskal lalu, biaya bunga utang setara dengan 3,06% dari Produk Domestik Bruto (PDB)—rasio tertinggi sejak 1996.

Dampak terhadap Kebijakan Anggaran dan Defisit

Trump dan Partai Republik berjanji akan mengendalikan belanja pemerintah serta menurunkan defisit, tetapi beberapa ekonom memperingatkan bahwa RUU pajak yang mereka usulkan justru dapat meningkatkan defisit.

Menurut laporan Badan Anggaran Kongres (CBO), biaya bunga tambahan dari RUU tersebut akan mencapai US$551 miliar selama satu dekade, tanpa memperhitungkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Biaya bunga bisa berkurang jika tarif tinggi tetap berlaku, sehingga mengurangi kebutuhan pinjaman,” tulis CBO dalam laporan terbaru.

Post Comment