Harga Minyak Sawit Mentah Terus Menurun, Apa Penyebabnya?

Harga CPO Alami Koreksi Berturut-Turut

Harga minyak sawit mentah (CPO) terus mengalami penurunan mingguan selama dua pekan berturut-turut, meskipun terjadi sedikit kenaikan pada perdagangan Jumat (11/4/2025).

Pasar menunjukkan kehati-hatian menjelang pengumuman data perdagangan dari China, yang diperkirakan akan memengaruhi permintaan global terhadap minyak sawit.

Menurut data terbaru, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives naik 0,31% menjadi USD4.214 per ton pada Jumat lalu. Namun, secara keseluruhan, harga minyak sawit tetap mengalami koreksi sebesar 2,66% dalam dua pekan terakhir.

Faktor Pasar yang Memengaruhi Harga

Beberapa faktor utama yang menyebabkan penurunan harga minyak sawit:

  1. Harapan peningkatan produksi setelah libur panjang, sehingga pasokan bertambah.
  2. Ketegangan perdagangan antara China dan AS, yang menekan permintaan global.
  3. Impor minyak sawit India naik 13,2% dibandingkan Februari, tetapi masih di bawah rata-rata historis.
  4. Kehati-hatian investor terhadap data perdagangan China yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan.

Pedagang minyak sawit David Ng menyebut bahwa level support berada di MYR4.150 per ton, sementara resistance di MYR4.320 per ton, yang menjadi acuan bagi pelaku pasar dalam mengambil keputusan perdagangan.

Baca Juga : NTT East Jadi Pemegang Saham Strategis di PT Integrasi Jaringan Ekosistem (IJE)

Tren Harga Minyak Mentah dan Pengaruhnya

Di pasar energi yang lebih luas, harga minyak mentah juga mengalami penurunan untuk pekan kedua berturut-turut. Konflik dagang antara AS dan China dikhawatirkan akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan menghambat permintaan minyak.

  • Harga Brent turun 1% sepanjang pekan ini, setelah penurunan besar 9,9% pada pekan lalu.
  • Harga WTI mengalami koreksi 1,26% pekan ini, setelah sebelumnya turun 10,6% pada pekan sebelumnya.

Produksi dan Stok Minyak Sawit di Malaysia

Laporan terbaru dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan beberapa tren penting:

  • Stok minyak sawit pada akhir Maret naik 3,52% dibandingkan Februari, mencapai 1,56 juta ton.
  • Produksi minyak sawit mentah (CPO) meningkat 16,76%, mencapai 1,39 juta ton, kenaikan pertama dalam tiga bulan terakhir.
  • Ekspor minyak sawit meningkat 0,91% menjadi 1,01 juta ton, tetapi tetap rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Impor dan Konsumsi Minyak Sawit

Impor minyak sawit mengalami lonjakan tajam sebesar 82,5% menjadi 121.886 ton pada bulan Maret, level tertinggi sejak Juni 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh tingginya permintaan selama Ramadan serta strategi beberapa produsen yang mengimpor dari Indonesia karena levy ekspor yang lebih rendah.

Baca Juga : Stabil, PT Pertamina Geothermal (PGEO) Raih US$ 407,12 Juta di 2024

Menurut seorang pedagang dari perusahaan perdagangan global berbasis di New Delhi, Malaysia mulai kehabisan stok, sehingga mereka memanfaatkan minyak sawit dari Indonesia dengan biaya lebih rendah.

Sementara itu, konsumsi minyak sawit di Malaysia meningkat menjadi 453.046 ton, naik dari 328.591 ton pada bulan sebelumnya.

Namun, ekspor minyak sawit pada Maret tercatat sebagai yang terendah sejak 2006. Menurut Anilkumar Bagani, kepala riset Sunvin Group, harga minyak sawit yang lebih tinggi dibandingkan minyak kedelai mendorong pembeli untuk beralih ke minyak kedelai sebagai alternatif.

Kesimpulan

Tren penurunan harga minyak sawit mentah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk ketidakpastian perdagangan global, kenaikan stok, serta pergerakan harga minyak mentah. Dengan rilis data perdagangan China dalam beberapa hari ke depan, pasar masih akan melihat potensi fluktuasi lebih lanjut.

Apakah harga CPO akan terus terkoreksi, atau ada potensi pemulihan dalam waktu dekat? Kita pantau pergerakannya! 🚀🌿

Post Comment