
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) telah siap untuk memulai bisnis bank bullion setelah menerima izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Rabu (12/2/2025). Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa izin dari OJK ini menjadi landasan hukum bagi perusahaan untuk memulai operasional bisnis bank bullion.
> “Kami sangat menghargai kepercayaan dan dukungan dari regulator serta pemangku kepentingan, sehingga BSI dapat melangkah ke tahap berikutnya dalam pengelolaan bisnis emas, yaitu bank bullion,” kata Hery di Jakarta pada Kamis (13/2/2025).
Optimisme Pertumbuhan Bisnis Logam Mulia
Hery optimis bahwa BSI akan mampu mendorong pertumbuhan bisnis logam mulia secara berkelanjutan. Partisipasi masyarakat dalam investasi emas sesuai dengan maqashid syariah juga diprediksi akan terus meningkat.
Kegiatan Usaha Bullion
Kegiatan usaha bullion, berdasarkan POJK No 17 Tahun 2024, adalah kegiatan yang berkaitan dengan emas yang dilakukan oleh lembaga jasa keuangan. OJK telah memberikan arahan kepada BSI untuk melaksanakan produk baru ini dalam waktu paling lambat enam bulan setelah surat izin dikeluarkan.
> “Alhamdulillah, kami mendapatkan amanah ini, yang tidak terlepas dari kepercayaan nasabah terhadap bisnis emas yang telah dijalankan BSI selama ini. Hal ini semakin membuat kami optimis untuk mengembangkan bisnis emas di Bank Syariah Indonesia,” tambah Hery.
Dukungan Pemerintah dan Kolaborasi Strategis
Sebelumnya, pada akhir tahun lalu, BSI didorong oleh pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, untuk menjadi salah satu dari dua perusahaan pelat merah yang menjadi pelopor bank emas di Indonesia. Produk emas BSI, termasuk pengelolaan bank bullion, diharapkan menjadi pembeda unik yang memiliki potensi untuk berkembang seiring dengan meningkatnya minat investasi emas di masyarakat, ujar Hery.
Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menambahkan bahwa pertumbuhan Bank BSI saat ini sebagian besar didorong oleh sektor emas. Ia menyebutkan bahwa bisnis emas di BSI dapat dianggap sebagai pengubah permainan baru.
> “Produk konsumer seperti emas memang mengalami pertumbuhan yang signifikan di Bank BSI. Kami optimis untuk tahun 2025 karena BSI telah resmi mendapatkan lisensi sebagai bank bullion,” jelas Cahyo.
Oleh karena itu, perusahaan merasa bersyukur dapat terpilih oleh pemerintah sebagai bank emas pertama di Indonesia.
> “Ini menjadi langkah awal untuk pertumbuhan ekosistem bisnis emas yang lebih komprehensif,” tambah Cahyo.
Kerjasama dengan Antam dan Hartadinata Abadi
Pernyataan Cahyo didasarkan pada fakta yang kuat. BSI telah memperkuat kolaborasi dengan PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Selain itu, pada akhir November tahun lalu, perusahaan mengambil langkah strategis untuk menawarkan solusi investasi yang aman dan terpercaya serta mendorong pengembangan sektor keuangan syariah melalui industri emas dengan bekerja sama dengan PT Hartadinata Abadi Tbk.
Melalui kolaborasi ini, perusahaan meluncurkan BSI Gold, yaitu logam emas batangan eksklusif berlogo BSI dengan kadar 99,99 persen yang memenuhi standar SNI dan telah mendapatkan rekomendasi Kesesuaian Syariah dari MUI, yang dapat diakses oleh masyarakat melalui produk BSI Cicil Emas.
Kinerja Positif Bisnis Logam Mulia
Terkait bisnis logam mulia, BSI menunjukkan kinerja yang sangat positif sepanjang tahun 2024. Bisnis ini didorong oleh antusiasme tinggi dari nasabah muda dalam berinvestasi emas. Bisnis emas perusahaan tercatat mengalami kenaikan sebesar 78,18% secara tahunan, dengan produk cicil emas menjadi primadona, mencatat lonjakan pembiayaan sebesar 177,42% secara tahunan menjadi Rp6,4 triliun.
Selain cicil emas, bisnis gadai emas BSI juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Pertumbuhannya mencapai sekitar 31,3% secara tahunan ke angka Rp6,4 triliun pada 2024. Kualitas pembiayaan bisnis emas ini pun sangat sehat dengan NPF nyaris 0 persen.
> “Bisnis emas memang merupakan unique product kami dan memiliki potensi untuk bertumbuh semakin besar. Sebab tren investasi emas terus meningkat karena merupakan aset safe haven. Terlebih kenaikan harga emas sangat terjaga dan signifikan, contohnya seperti pada tahun lalu yang mencapai 32,4 persen,” kata Hery.