
harga emas dunia kembali mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, mencapai angka USD 2.908,17 per troy ons. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe-haven setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk memberlakukan tarif baru terhadap impor baja dan aluminium.
Data Pasar dan Rekor Harga Emas
Data pasar menunjukkan bahwa harga emas spot (XAU/USD) naik 1,64 persen menjadi USD 2.908,17 per troy ons, setelah sebelumnya menyentuh USD 2.911,96 di awal sesi perdagangan. Dengan pencapaian ini, harga emas telah mencatatkan rekor tertinggi sebanyak tujuh kali sepanjang tahun 2025, dengan dua di antaranya terjadi pada bulan Januari dan lima pada bulan Februari.
Penyebab Lonjakan Harga Emas
Menurut laporan MT Newswires, lonjakan harga ini dipicu oleh pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Minggu mengenai rencana tarif 25 persen untuk impor baja dan aluminium. Langkah ini menambah tarif 10 persen yang sudah ada untuk barang-barang dari China, serta ancaman tarif 25 persen untuk Kanada dan Meksiko, yang sebelumnya ditunda selama 30 hari. Trump juga mengancam untuk menerapkan tarif baru terhadap barang-barang dari Uni Eropa.
Risiko Perang Dagang dan Respons China
Analis dari SP Angel menyatakan bahwa meningkatnya risiko perang dagang global menjadi faktor utama di balik lonjakan harga emas. China telah merespons dengan mengenakan tarif balasan senilai USD 14 miliar terhadap produk-produk AS sebagai reaksi terhadap kebijakan tersebut.
Pengaruh Kebijakan Baru dan Program Percontohan China
Selain itu, program percontohan di China akan memungkinkan sepuluh perusahaan asuransi untuk menginvestasikan hingga 1 persen dari portofolio mereka dalam emas, yang diperkirakan akan menambah permintaan sebesar USD 27 miliar. “Perang tarif jelas menjadi pendorong utama kenaikan ini. Situasi ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian dan ketegangan dalam perdagangan global,” ungkap analis Marex, Edward Meir.
Prediksi Dampak Data Inflasi dan Kesaksian Ketua The Fed
Jika data inflasi yang akan dirilis lebih rendah dari yang diperkirakan, dolar AS berpotensi melemah, yang dapat mendorong harga emas naik. Di sisi lain, menurut Meir, jika hasilnya lebih tinggi, imbal hasil obligasi AS mungkin akan meningkat, yang dapat memberikan tekanan pada harga emas, meskipun dampaknya diperkirakan tidak signifikan karena tingginya minat beli saat harga mengalami penurunan.
Jerome Powell, Ketua Federal Reserve (The Fed) AS, juga dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di Kongres pada hari Selasa dan Rabu, yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter AS.
Prediksi Harga Emas ke Depan
Tahun ini, harga emas telah beberapa kali mencapai rekor baru, didorong oleh kekhawatiran mengenai pertumbuhan ekonomi global, perang dagang, dan inflasi yang tinggi. Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, memperkirakan bahwa harga emas dapat terus meningkat hingga mencapai USD 3.250 atau bahkan USD 3.500.
Saat ini, investor menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang dijadwalkan akan diumumkan pekan ini.