Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menekankan pentingnya merger antara PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Citilink Indonesia, dan Pelita Air Service (PAS) untuk meningkatkan ekosistem penerbangan di Indonesia. Ia memastikan bahwa konsolidasi ketiga maskapai milik negara tersebut telah menjadi bagian dari peta jalan industri penerbangan yang harus diselesaikan dalam waktu enam bulan ke depan.
“Ini merupakan bagian dari roadmap yang harus diselesaikan dalam enam bulan ke depan, dan itulah alasan saya mengumpulkan mereka hari ini untuk berdiskusi,” ungkap Erick setelah pertemuan dengan BUMN di sektor aviasi di kantornya di Jakarta, pada Jumat (3/1/2025).
Penggabungan Prioritas Pelita Air dan Garuda Indonesia Grup
Erick menyatakan bahwa prioritas akan diberikan pada penggabungan Pelita Air ke dalam Garuda Indonesia Grup, sebelum membahas penggabungan Garuda Indonesia dengan Holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata (InJourney). Setelah mengumpulkan Garuda Indonesia, Citilink, Pelita Air, AirNav Indonesia, dan PT Angkasa Pura Indonesia (API) di kantornya, ia menjelaskan bahwa secara entitas, maskapai BUMN akan tetap terpisah dari API.
“Antara bandara dan penerbangan akan tetap dipisahkan. Namun, kita akan membahas sinergi dan restrukturisasi di antara maskapai penerbangan,” tambahnya.
Tujuan dan Implementasi Roadmap Industri Penerbangan
Roadmap industri penerbangan yang dimaksud bertujuan untuk meningkatkan ekosistem penerbangan di Indonesia. Meskipun maskapai BUMN dan API beroperasi sebagai entitas terpisah, keduanya tetap melaksanakan roadmap tersebut.
“Namun, ekosistem penyelesaian industri penerbangan dan semua layanannya tidak akan terhenti. Ini adalah model B2B (business to business), yang berkaitan dengan korporasi,” jelasnya.
“Namun, jika berbicara tentang blueprint atau rancangannya, itu tidak akan ditunda. Ini merupakan bagian dari upaya kita untuk melakukan konsolidasi yang lebih efektif,” tambah Erick.