Jakarta – Menteri Perumahan serta Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait akan menggandeng lima konglomerat Nusantara di menjalankan inisiatif 3 jt rumah yang digunakan dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai kegiatan mengefisiensi anggaran, yang tersebut ada belaka sebesar Simbol Rupiah 5,07 triliun.
Kelima konglomerat yang dimaksud, diantaranya Sugianto Kusuma atau Aguan dari Agung Sedayu Group, Prajogo Pangestu bos Barito Pacific, Boy Thohir dari PT Adaro Energy Tanah Air Tbk, juga Franky Widjaja dari Grup Sinar Mas.
“Saya telah undang empat partner saya, kebetulan kami mendirikan Hotel Nusantara dalam IKN (Ibu Pusat Kota Nusantara), ada dari Agung Sedayu Group, Pak Aguan, ada Prajogo dari Barito Pacific, Pak Boy Thohir dari Adaro Energy, ada Pak Franky dari Sinar Mas,” kata Maruarar ketika ditemui sebelum rapat kerja (raker) dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Maruarar juga menuturkan terdapat satu perusahaan yang dimaksud juga mengambil bagian menyusul lalu mengaku siap untuk membantu melaksanakan kegiatan 3 jt rumah, yaitu PT Harum Energy Tbk dengan Lawrence Barki sebagai Komisaris Utama.
“Saya mendapatkan telepon dari Pak Lawrence Barki dari Grup Harum Energy. Dia mengemukakan juga siap membantu,” ucap Maruarar usai raker bersatu Komisi V DPR RI.
Proyek 3 jt rumah ini merupakan bentuk efisiensi lantaran anggaran yang mana ada hanya sekali sebesar Rupiah 5,07 triliun. Meskipung dengan anggaran yang digunakan terbatas, Maruarar menyatakan bahwa ia terus bertekad merealisasikan inisiatif tersebut. Dengan melibatkan perusahaan-perusahaan swasta, Maruarar optimistis dapat melakukan groundbreaking acara 3 jt rumah pada 10 November 2024.
Profil 5 Konglomerat Proyek 3 Juta Rumah
1. Sugianto Kusuma (Aguan)
Aguan lahir pada 9 Januari 1951, ke Palembang, Sumatra Selatan. Agung Sedayu Group yang dimaksud didirikan Aguan merupakan induk bidang usaha yang mana membawahi beragam segmen bisnis, seperti konstruksi gedung bertingkat tinggi, pengembangan kota, mal, hotel dan juga resort, dan juga proyek komersial lainnya.
Proyek-proyek terkenal yang dimaksud pernah ditangani Agung Sedayu Group, di dalam antaranya Grand Galaxy City, Kelapa Gading Square, Green Lake City, juga Ancol Mansion. Menurut Globe Asia, total harta kekayaan Aguan mencapai 970 jt US Dolar atau sekitar Mata Uang Rupiah 14 triliun pada 2018.
Sempat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu, 13 April 2016, Aguan pernah terlibat tindakan hukum reklamasi yang mana menyeret Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, Mohamad Sanusi yang disebut menerima uang dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.
Sejak 1 April 2016, Aguan dilarang bepergian ke luar negeri. Namun, KPK memutuskan untuk tak menambah masa berlaku status cekalnya pada rapat yang dilakukan pimpinan lembaga antirasuah yang disebutkan pada Kamis, 29 September 2016.
Diketahui, Aguan bermetamorfosis menjadi pimpinan Konsorsium Nusantara, sebuah wadah kumpulan pemodal di negeri yang membantu konstruksi IKN. Beberapa proyek yang dimaksud rencananya akan segera dibangun Konsorsium Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) IKN yang dimaksud mencakup hotel, taman kota, kafe, hingga pusat olahraga.
2. Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944. Ia adalah anak individu pedagang karet yang memulai kariernya sebagai sopir angkutan kota. Ia pernah merantau ke Jakarta, tetapi setelahnya mengalami kegagalan, ia memilih untuk kembali ke kampung halamannya.
Pada tahun 1969, ia mulai bekerja pada PT Djajanti Group dalam bawah pimpinan konglomerat Tionghoa, Phang Djoen Phen. Dengan pengalaman yang digunakan diperoleh, ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri yang dimaksud menjadi dasar berdirinya Barito Pacific pada akhir tahun 1980-an.
Pada tahun 1993, perusahaan kayu miliknya, Barito Pacific Timber, resmi didirikan. Seiring waktu, ia menghurangi keterlibatannya di kegiatan bisnis kayu kemudian mengubah nama perusahaan berubah menjadi Barito Pacific pada tahun 2007.
Pada tahun yang tersebut sama, Barito Pacific mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri. Kemudian, pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, sehingga bermetamorfosis menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar dalam Indonesia.
Prajogo juga memperluas bisnisnya ke lapangan usaha pertambangan batu bara melalui Petrindo Jaya Kreasi, yang tersebut telah lama terdaftar di bursa saham sejak Maret 2023. Menurut Forbes, kekayaan Prajogo mencapai Simbol Dolar 51 miliar atau sekitar Simbol Rupiah 800 triliun (dengan kurs Rupiah 15.698) per Rabu, 30 Oktober 2024.
3. Boy Thohir
Pemilik asli nama Garibaldi Thohir ini merupakan anak dari salah satu pemilik grup Astra International, Teddy Thohir. Kariernya diawali dari Astra setelahnya memperoleh gelar kejuaraan Master of Business Administration (MBA) dari Northrop University, Amerika Serikat.
Lebih lanjut, pria kelahiran Ibukota Indonesia pada 1965 itu mencoba peruntungan karir dengan mendirikan perusahaan properti sebagai apartemen di kawasan Casablanca. Namun, akhirnya beliau mengedarkan perusahaan yang dimaksud untuk ayahnya.
Pada 1992, Boy Thohir bergabung dengan PT Allied Indo Coal, sebuah perusahaan pertambangan yang digunakan berlokasi dalam Sawah Lunto, Sumatra Barat. Beberapa tahun kemudian, pada 1997, ia mengakuisisi PT Wahana Ottomitra Multiartha atau PT WOM Finance, sebuah perusahaan multifinansial yang mana fokus pada pembiayaan, khususnya untuk pembelian kendaraan beroda dua motor Honda.
Kemudian pada 2005, Boy Thohir, yang tersebut merupakan kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir, mengakuisisi PT Adaro Energy Tbk. juga berhasil menjabat sebagai Direktur Utama. Di tahun 2011, perusahaan yang disebutkan diakui oleh Forbes sebagai The Asia’s Fab 50 Companies, serta pada pada waktu yang sama, Boy Thohir meraih penghargaan Businessman of the Year dari Forbes Indonesia.
Menurut informasi dari PT Surya Esa Perkasa Tbk, Boy Thohir telah dilakukan menduduki beberapa kedudukan penting, di antaranya Presiden Direktur PT Surya Esa Perkasa Tbk (2009-2020), Presiden Direktur PT Panca Amara Utama (2012-2018), Presiden Komisaris PT Panca Amara Utama (2018-sekarang), dan juga Komisaris PT Merdeka Copper Gold Tbk (2014-sekarang).
Menurut Forbes, Boy Thohir serta keluarganya mempunyai kekayaan sebesar 3,3 miliar Dolar AS, setara dengan sekitar Mata Uang Rupiah 51,8 triliun per 12 Juni 2023. Ia juga berada di dalam peringkat ke-17 sebagai penduduk terkaya di dalam Indonesi pada tahun 2023.
4. Franky Oesman Widjaja
Franky Oesman Widjaja adalah putra pendiri Sinar Mas Group, almarhum Eka Tjipta Widjaja. Ia ketika ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (PT SMART Tbk) berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dimaksud diadakan pada 15 Juli 2020.
Lulusan Bachelor of Commerce dari Universitas Aoyama Gakuin, Jepang, pada tahun 1979 ini juga memegang beberapa kedudukan lainnya, salah satunya Anggota Komite Nominasi juga Remunerasi Perseroan sejak 2015, Presiden Komisaris PT Dian Swastatika Sentosa Tbk sejak 2011, Komisaris Utama PT Plaza Indonesia Realty Tbk sejak 2001, Komisaris Utama PT Purimas Sasmita sejak 2002, juga Chairman (sejak 2000) kemudian direktur utama (sejak 1996) ke Golden Agri-Resources Ltd (GAR).
Di luar bumi usaha, Franky Widjaja juga berperan sebagai Co-Chairman Partnership for Tanah Air Sustainable Agriculture (PisAgro), Anggota Grow Asia Business Council, Wakil Ketua Umum Koordinator Lingkup Perekonomian Kamar Dagang dan juga Industri (Kadin) Indonesia, dan juga Anggota Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Negara Indonesia (Gapki).
Ia juga tercatat sebagai Anggota Dewan Pengarah Gabungan Pengusaha Makanan serta Minuman Seluruh Tanah Air (Gapmmi), Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Emiten Tanah Air (AEI), juga Anggota Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengusaha Nusantara (Apindo). Selain itu, ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Prasetiya Mulya.
5. Lawrence Barki
Lawrence Barki adalah putra tertua dari Kiki Barki, pendiri perusahaan batu bara PT Harum Energy Tbk. Saat ini, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris sesuai dengan kebijakan RUPST yang mana diadakan pada 25 Agustus 2020.
Ia meraih gelar kejuaraan sarjana dari School of Management, Boston University, di Amerika Serikat. Sejak 1995, Lawrence bergabung dengan Harum Energy kemudian ketika ini masih bergerak sebagai komisaris dan juga direktur pada beberapa anak perusahaan.
Harum Energy sendiri miliki berubah-ubah anak bidang usaha yang dimaksud melakukan aksi di sektor pertambangan batu bara kemudian nikel, pengolahan juga pemurnian nikel (smelter), hingga layanan logistik yang tersebut meliputi pemanfaatan tugboat dan juga kapal tongkang.
Anak-anak perusahaan Harum Energy meliputi PT Layar Lintas Jaya, PT Mahakam Sumber Jaya, PT Santan Batubara, PT Bumi Karunia Pertiwi, PT Karya Usaha Pertiwi, PT Position, PT Infei Metal Industry, PT Westrong Metal Industry, serta PT Blue Sparking. Selain itu, ada juga entitas terkait seperti PT Sunny Metal Industry serta Nickel Industries Limited.
Dalam laporan Forbes pada Rabu, 30 Oktober 2024, terungkap bahwa Kiki Barki juga keluarganya memiliki total kekayaan sebesar 1,3 miliar Dolar Negeri Paman Sam atau sekitar Simbol Rupiah 20,3 triliun. Kiki Barki, yang mana merupakan ayah dari Lawrence Barki, berada dalam peringkat ke-33 sebagai miliarder terkaya dalam Tanah Air untuk tahun 2023.
MELYNDA DWI PUSPITA
Artikel ini disadur dari Deretan 5 Konglomerat yang Terlibat dalam Proyek 3 Juta Rumah