Jakarta – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengakses pengumuman ihwal kabinet gemuk pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mengatakan, kerap mendapat komentar terkait kabinet gemuk yang digunakan berisi 48 kementerian tersebut.
“Komentarnya biasanya, kok sanggup gemuk? Nanti takutnya high cost, little output,” ucapannya di Dialog Sektor Bisnis Kadin sama-sama Pimpinan Dewan Kadin Indonesia, Rabu, 23 Oktober 2024 di Menara Kadin, Jakarta.
Untuk mengatasi kegelisahan tersebut, Hashim mengatakan, Prabowo akan mengevaluasi terhadap Menteri serta Wakil Menterinya di enam bulan ke depan. Lebih lanjut, ia menyebut, evaluasi akan dijalankan pada bulan Maret atau April tahun 2025.
CEO Arsari Grup itu menyebut, Prabowo akan mengevaluasi para menteri kemudian delegasi menterinya apabila terbukti melakukan penyelewengan. Penyelewengan ini, kata ia juga termasuk tindakan korupsi ataupun tiada bekerja secara efisien.
“Dia (Prabowo) orangnya tegas,” ujar Hashim.
Meski kabinet kakak kandungnya itu dianggap gemuk, menurut Hashim, yang tersebut terpenting adalah hasil kerja dari 48 kementerian itu.
Ia mengatakan, “Ini agak gemuk memang, tapi yang penting outputnya apa.”
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan nama-nama menteri, delegasi menteri dan juga pejabat setingkat mentri Kabinet Merah Putih di dalam Istana Merdeka, Jakarta, Akhir Pekan malam, 20 Oktober 2024.
Ada 108 pendatang yang dimaksud ditunjuk Prabowo untuk bermetamorfosis menjadi pembantunya di pemerintahan. Mereka terdiri berhadapan dengan 7 menteri koordinator, 41 menteri, 55 perwakilan menteri, serta 5 pejabat setingkat menteri di antaranya jaksa agung juga sekretaris kabinet.
Komposisi kabinet Prabowo-Gibran itu mendapat tanggapan dari bervariasi kalangan. Salah satu hal yang berubah menjadi sorotan adalah total menteri kemudian delegasi menteri yang dimaksud bertambah dari kabinet pemerintahan sebelumnya.
Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Fadhil Hasan mengatakan, penambahan jumlah total kementerian dalam kabinet Presiden Prabowo Subianto tak efisien. Saat ini Kabinet Merah Putih periode 2024-2029 diisi oleh tujuh kementerian koordinator lalu 41 kementerian teknis.
Fadhil menganggap inovasi akan menciptakan tantangan di masa awal pemerintahan Prabowo lebih tinggi berat. “Risiko dari kabinet super gemuk di 1-2 tahun ke depan, selain perihal inefisiensi, gerakannya sudah ada pasti lamban,” kata beliau lewat pernyataan resmi, Selasa, 22 oktober 2024.
Padahal, Fadhil mengatakan, Prabowo ingin gerak cepat pada pelaksaan bervariasi inisiatif serta visinya. Tantangan lain yang akan datang adalah berkaitan dengan koordinasi. Dengan kabinet gemuk ditambah bervariasi menteri koordinator serta badan, maka koordinasi kemungkinan besar sulit. “Siapa bertanggung jawab serta satu dengan lainnya timbul overlapping,” kata dia.
Ia menambahkan akan datang ada hambatan tumpang tindih kewenangan. Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian) misalnya, tugas dan juga fungsinya bisa jadi hanya saling bertumpuk dengan kementerian koordinator yang digunakan juga terkait pangan. “Bisa timbul persoalan antara para menteri,” ujarnya.
Ilona Estherina berkontribusi pada penulisan artikel ini.
Artikel ini disadur dari Hashim Buka Suara soal Kabinet Gemuk Prabowo: Yang Penting Output