Jakarta – Kepala Pembimbing sekaligus Manajer Tim Bulu Tangkis Junior PP PBSI Rionny Mainaky belum puas dengan dua medali perunggu yang tersebut diraih pada nomor perorangan Kejuaraan Global Junior 2024, pekan lalu.
Dikutip dari keterang resmi PP PBSI, Senin, Rionny memandang para atlet yang dimaksud mengisi skuad kategori junior Tanah Air tahun ini mempunyai kualitas bagus, tapi belum cukup kuat, terlepas dari penghargaan juara Piala Suhandinata 2024 yang digunakan diraih pekan sebelumnya.
“Kalau bilang puas pastinya tidak, tapi memang sebenarnya harus diakui kita belum cukup baik. Terlihat di dalam putaran delapan besar ada beberapa pemain yang tersebut seharusnya sanggup menang tapi dikarenakan melakukan kesalahan sendiri jadi tiada berhasil,” kata Rionny.
“Mereka mempunyai prospek lalu kualitas yang bagus, tinggal ke depan kita membenahi untuk lebih besar baik lagi. Di kelompok kepelatihan juga saya sebagai kepala ahli harus lebih besar kerja keras pada tahun depan,” ucapannya menambahkan.
Rionny memaparkan beberapa kekurangan yang dimaksud harus segera ditingkatkan bagi Bismo Raya Oktora kemudian kawan-kawan. Pemusatan latihan juga harus ditambah dengan perhitungan yang tersebut cermat.
“Yang masih kurang adalah daya juang di lapangan, kita mesti pelajari dari China dan juga Jepang. Bermain rapi, stamina lalu pembentukan otot juga mesti ditingkatkan. Ini adalah pekerjaan rumah yang harus segera dikerjakan kalau tiada mau tertinggal,” ungkap Rionny.
“Secara persiapan, tim ini telah pemusatan latihan sejak setelahnya Kejuaraan Asia Junior. Ada beberapa try out turnamen juga sebagai bekal persiapan. Tapi mengamati ini saya rasa memang sebenarnya harus ditambah, ini yang harus kita persiapkan lagi ke depannya,” ucapannya menambahkan.
Secara khusus, Rionny juga mengevaluasi penampilan Moh Zaki Ubaidillah kemudian Isyana Syahira Media/Rinjani Kwinara Nastine ke sesi semifinal hari Hari Sabtu lalu, 12 Oktober.
“Ubed sedikit lagi mampu mengungguli pertandingan, andai hanya ia antisipasinya bisa jadi lebih banyak aktif. Ini adalah pengalaman juga buat ia bagaimana mengatasi tekanan, tidak semata-mata dari lawan tapi dari seisi arena, penonton yang mana begitu banyak,” kata Rionny.
“Isyana/Rinjani dari fokus awalnya harus ditambah. Mereka kehilangan poin dari servis juga terima servis beberapa kali. Ini adalah bukan boleh berjalan dalam laga penting seperti semifinal,” ucapannya menambahkan.
Sementara itu, ahli tunggal putri Indra Widjaja angkat bicara mengenai penampilan Mutiara Ayu Puspitasari yang belum konsisten. Mutiara tampil cukup apik di dalam nomor beregu tapi tak berlanjut dalam nomor perorangan.
“Memang secara penampilan, Mutiara belum konsisten. Ada bagus, ada kurangnya. Waktu beregu bermain boleh saya bilang cukup luar biasa tapi pada waktu perorangannya kurang “megang”,” ungkap Indra.
“Faktor secara non-teknisnya tambahan besar pengaruhnya. Secara strategi serta teknis sudah ada disiapkan tapi dikarenakan beban, semua itu jadi tak keluar,” kata beliau menambahkan.
Indra lebih tinggi lanjut mencoba untuk membesarkan hati anak asuhnya itu.
“Saya sudah ada bicara dengan Mutiara, saya bilang apa pun hasilnya harus diterima. Ini adalah memang sebenarnya divisi junior terakhir untuk beliau tapi tidak yang digunakan terakhir untuk ke depannya. Ini adalah batu loncatan yang mana cukup bagus untuk ia melintasi beregu dengan juara sebagai kapten tim, bagaimana bertanggung jawab dengan timnya walau akhirnya di dalam perorangannya kurang bagus,” jelas Indra.
“Yang terpenting batu loncatan ini mampu menimbulkan ia berbicara berbagai di level senior nanti. Pastinya dengan latihan-latihan dan juga mengamati saingan-saingannya. Sepulang dari sini, kurang dari satu minggu Mutiara akan segera turun berkompetisi pada Surabaya (Indonesia International Challenge dan juga Indonesi Masters Super 100),” kata beliau menambahkan.
Artikel ini disadur dari Indonesia Raih 2 Perunggu di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis Junior 2024, Begini Evaluasi dari Rionny Mainaky