SMBC Indonesia Catat Pendapatan Rp13,8 Triliun Hingga September 2025, NIM Naik ke 7,1%

Pendapatan Operasional Naik 11%, NIM Menguat Pasca Akuisisi Grup OTO

PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat pendapatan operasional Rp13,8 triliun hingga September 2025, tumbuh 11% YoY. Pertumbuhan ini didukung oleh pendapatan bunga bersih yang naik 9% YoY, serta net interest margin (NIM) yang meningkat menjadi 7,1% dari 6,8% pada periode sama tahun sebelumnya.

Kenaikan NIM terutama berasal dari kontribusi pasca akuisisi Grup OTO (PT Oto Multiartha dan PT Summit Oto Finance) yang resmi bergabung pada Maret 2024.

Laba Bersih Turun 26% YoY, Fokus Pertahankan Profitabilitas

Meski pendapatan meningkat, laba bersih konsolidasi setelah pajak yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 26% YoY menjadi Rp1,5 triliun dari Rp1,99 triliun.

Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, menegaskan bahwa perseroan tetap fokus menjaga NIM yang sehat di tengah suku bunga kredit kompetitif, kenaikan biaya pendanaan, dan volatilitas pasar.

“Kami berupaya menciptakan dampak berkelanjutan dengan mendukung kemajuan ekonomi Indonesia, mendorong kesejahteraan nasabah, dan memberdayakan komunitas menuju pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Henoch.

Penyaluran Kredit Tumbuh 6% YoY, Segmen Retail dan Korporasi Menguat

SMBC Indonesia mencatat penyaluran kredit Rp186,2 triliun, naik 6% YoY dari Rp175,1 triliun. Pertumbuhan terjadi di berbagai segmen:

  • Joint Finance: naik 34% YoY
  • Jenius (non-Digital Mikro): naik 8% YoY
  • Mikro: naik 7% YoY
  • Kredit korporasi & komersial: naik 10% YoY
  • Piutang pembiayaan Grup OTO: naik 11% YoY

Kolaborasi dengan Grup OTO menjadi pendorong utama pertumbuhan di segmen Joint Finance.

Biaya Kredit dan Beban Operasional Naik, Risiko Tetap Terkendali

  • Biaya kredit: naik 45% YoY menjadi Rp4 triliun, akibat pembentukan cadangan tambahan di Joint Finance, korporasi, dan komersial.
  • Beban operasional: naik 12% YoY menjadi Rp7,5 triliun, mencerminkan ekspansi bisnis dan konsolidasi Grup OTO.

Meski demikian, rasio kredit bermasalah (NPL) bruto tetap terkendali di 2,8%, lebih tinggi dari 2,2% setahun sebelumnya, namun membaik dari 3,2% pada akhir Juni 2025.

Likuiditas dan Pendanaan Tetap Kuat

Posisi likuiditas dan pendanaan SMBC Indonesia tetap solid:

  • Liquidity Coverage Ratio (LCR): 277,8%
  • Net Stable Funding Ratio (NSFR): 119,9%
  • Capital Adequacy Ratio (CAR): 29,8%

Pendanaan juga menunjukkan kinerja positif:

  • CASA: naik 33% YoY menjadi Rp50,6 triliun, mendorong rasio CASA ke 42% dari 33,6% tahun sebelumnya
  • Deposito berjangka: turun 7% YoY menjadi Rp69,7 triliun
  • Dana pihak ketiga (DPK): naik 6% YoY menjadi Rp120,3 triliun

Anak Usaha BTPN Syariah Tumbuh 23% YoY

Anak usaha SMBC Indonesia, PT Bank BTPN Syariah Tbk, mencatat laba bersih Rp945 miliar pada Januari–September 2025, tumbuh 23% YoY, dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp9,8 triliun.

Aset Naik 3%, Prospek Tetap Positif

Total aset SMBC Indonesia naik 3% menjadi Rp234,49 triliun hingga September 2025, dari Rp228,58 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Dengan likuiditas kuat, pertumbuhan kredit yang solid, serta kontribusi Grup OTO, SMBC Indonesia optimistis menjaga fundamental bisnis yang tangguh dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Post Comment