Kepemilikan Publik EMAS Naik ke 29,9%, Tambang Pani Siap Produksi Emas Perdana 2026

EMAS Catat Lonjakan Free Float Pasca IPO, Boy Thohir Lepas Kepemilikan

PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) mencatat perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan saham setelah melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) pada September 2025. Berdasarkan laporan pemegang saham per 30 September 2025, porsi kepemilikan publik (free float) melonjak menjadi 29,9% dari total saham beredar, naik hampir tiga kali lipat dari saat IPO yang hanya 10%.

Lonjakan ini terjadi seiring dengan divestasi saham oleh investor strategis Garibaldi “Boy” Thohir, yang sebelumnya memiliki 905,04 juta saham EMAS (6,21%). Laporan terbaru menunjukkan Boy Thohir tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham di atas 5%, menandai langkah strategisnya untuk mengurangi keterlibatan di perusahaan publik.

Potensi Keuntungan Divestasi Boy Thohir Capai Rp3,15 Triliun

Dengan asumsi harga pasar saham EMAS pada 24 September 2025 sebesar Rp3.640/saham, dan harga perolehan di kisaran Rp150/lembar, nilai divestasi Boy Thohir diperkirakan menghasilkan potensi keuntungan sekitar Rp3,15 triliun.

Langkah ini sejalan dengan rekam jejak Boy Thohir yang sebelumnya telah:

  • Melepas saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) pada Agustus 2024
  • Mengundurkan diri dari jajaran komisaris ESSA, MDKA, dan GOTO
  • Menyerahkan kepemimpinan operasional Grup Adaro untuk fokus pada kegiatan filantropi

Dampak Positif Free Float terhadap EMAS

Peningkatan free float dinilai sebagai katalis positif bagi EMAS karena:

  • Memperbesar peluang masuk ke indeks global seperti MSCI yang menggunakan metodologi free float adjusted market capitalization
  • Memperkuat likuiditas perdagangan saham
  • Menarik minat investor institusional

Diversifikasi kepemilikan ini juga memperkuat posisi EMAS sebagai emiten pertambangan yang transparan dan kompetitif di pasar modal.

Tambang Pani Siap Produksi Emas Perdana pada Kuartal I-2026

Di tengah perubahan struktur kepemilikan, EMAS juga mencatat penguatan fundamental operasional. Perusahaan resmi memulai kegiatan first mining di tambang emas Pani pada 1 Oktober 2025, dan menargetkan produksi emas perdana (first gold production) pada kuartal I-2026.

Presiden Direktur EMAS, Boyke Abidin, mengungkapkan bahwa berdasarkan studi teknis terbaru:

  • Cadangan bijih emas (ore reserve) meningkat menjadi 4,8 juta ons, naik 150% dari sebelumnya 1,9 juta ons
  • Total sumber daya (resources) tercatat lebih dari 7 juta ons
  • Target puncak produksi (peak production) mencapai 500 ribu ons per tahun pada 2032

“Angka ini 150% lebih tinggi dibanding cadangan sebelumnya, dari kandungan sumber daya mineral yang melebihi 7 juta ons,” ujar Boyke, Rabu (8/10/2025).

Outlook: EMAS Masuki Fase Pertumbuhan Strategis

Boyke menegaskan bahwa kombinasi antara struktur kepemilikan yang semakin terdiversifikasi dan fundamental operasional yang kuat menempatkan EMAS pada fase pertumbuhan baru yang strategis, di bawah koordinasi Grup Merdeka.

Sebagai informasi, EMAS dan MBMA merupakan bagian dari ekosistem PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang dikendalikan oleh:

  • PT Provident Capital Indonesia
  • PT Saratoga Investama Sedaya Tbk

Dengan cadangan emas yang besar, struktur pemegang saham yang lebih terbuka, dan dukungan grup yang kuat, EMAS memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di industri pertambangan emas Indonesia.

Post Comment