Harga Emas Cetak Kenaikan Mingguan Keempat, Didukung Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga dan Lonjakan Dana ETF
Emas Menuju Kenaikan Mingguan Keempat, Sentimen Pasar Menguat
Harga emas global terus menunjukkan tren positif, dengan kenaikan mingguan keempat berturut-turut. Pada Sabtu (13/9/2025) dini hari, emas diperdagangkan mendekati US$3.650/troy ons, naik sekitar 1,8% pekan ini, setelah mencetak rekor harga baru pada sesi Selasa.
Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga AS, serta aliran dana besar ke exchange traded fund (ETF) yang didukung emas.
Data Ekonomi AS Dorong Optimisme Investor
Data terbaru menunjukkan:
- Sentimen konsumen AS turun ke level terendah sejak Mei
- Ekspektasi inflasi jangka panjang naik untuk bulan kedua berturut-turut
Kondisi ini menambah kekhawatiran terhadap pasar tenaga kerja dan tekanan harga, memperkuat prediksi bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam lingkungan suku bunga rendah, logam mulia seperti emas dan perak biasanya mendapatkan dorongan permintaan sebagai aset lindung nilai.
Emas Ungguli S&P 500, Perak Sentuh Level Tertinggi Sejak 2011
Sepanjang tahun 2025, harga emas telah melonjak hampir 40%, menjadikannya salah satu komoditas dengan kinerja terbaik, bahkan mengungguli indeks S&P 500.
Sementara itu, harga perak juga mencatat pencapaian signifikan, melampaui US$42 per ons, level tertinggi sejak 2011. Logam lain seperti palladium naik hampir 9% secara mingguan, dan platinum menembus US$1.400 per ons.
Dukungan ETF dan Bank Sentral Perkuat Momentum Emas
Kenaikan harga emas juga didorong oleh:
- Pembelian oleh bank sentral global
- Ketidakpastian geopolitik
- Aliran dana ke ETF emas batangan, yang bertambah hampir 17 ton hingga Kamis, menurut data Bloomberg
UBS Group AG menaikkan target harga emas menjadi US$3.800/troy ons pada akhir tahun, dari sebelumnya US$3.500. UBS juga memperkirakan harga emas akan mencapai US$3.900 pada pertengahan 2026, didorong oleh:
- Pembelian ETF yang tinggi
- Suku bunga yang lebih rendah
- Pelemahan dolar AS
“Karena korelasi negatif emas dengan dolar AS tetap tinggi, pelemahan dolar AS yang berkelanjutan seharusnya meningkatkan permintaan investasi,” tulis analis UBS termasuk Wayne Gordon.
Outlook: Emas Tetap Menarik di Tengah Ketidakpastian Global
Dengan dukungan kebijakan moneter, permintaan institusional, dan kondisi makro yang mendukung, emas diperkirakan akan tetap menjadi instrumen lindung nilai utama di tengah ketidakpastian global. Bahkan, keinginan Presiden AS Donald Trump untuk suku bunga yang lebih rendah turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset defensif.
Post Comment