Harga CPO Naik ke Level Tertinggi 14 Pekan, Didukung Penguatan Minyak Nabati Global dan Prospek Biodiesel

Harga CPO Naik 2,52%, Capai Penutupan Tertinggi dalam 14 Pekan

Harga minyak sawit mentah (CPO) kembali mencatat penguatan pada Jumat, 18 Juli 2025, menandai kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Kontrak berjangka CPO untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives naik 2,52% ke level MYR4.316 per ton, menjadi penutupan tertinggi dalam 14 pekan terakhir.

Secara mingguan, harga CPO mengalami kenaikan 3,40%, didorong oleh penguatan harga minyak nabati pesaing di pasar global dan pelemahan mata uang ringgit Malaysia terhadap dolar AS.

Faktor Pendorong Kenaikan Harga CPO

Menurut analis komoditas dari Phillip Nova Singapura, Darren Lim, penguatan harga CPO dipicu oleh:

  • Kenaikan harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) sebesar 1%
  • Penguatan kontrak minyak nabati di Dalian:
    • Minyak kedelai naik 1,34%
    • Minyak sawit naik 2,28%
  • Ekspektasi pelemahan ringgit Malaysia yang mendukung daya saing ekspor

Karena minyak sawit bersaing langsung di pasar minyak nabati global, pergerakan harga minyak kedelai memiliki dampak signifikan terhadap harga CPO.

Dinamika Minyak Mentah dan Implikasinya terhadap Biodiesel

Harga minyak mentah global juga tercatat sedikit menguat pada Jumat, meskipun secara mingguan mencatat penurunan tipis. Kenaikan ini dipicu oleh perhatian pelaku pasar terhadap sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia.

Kenaikan harga minyak mentah menjadikan minyak sawit lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel, sehingga meningkatkan permintaan dan turut mengangkat harga CPO.

Ekspor Sawit Malaysia dan Kebijakan Tarif

Meskipun harga CPO menguat, ekspor minyak sawit Malaysia mengalami penurunan pada paruh pertama Juli:

  • AmSpec Agri Malaysia: turun 5,3%
  • Intertek Testing Services: turun 6,2%

Sebagai respon, pemerintah Malaysia menaikkan harga acuan CPO untuk Agustus, yang berdampak pada kenaikan tarif ekspor menjadi 9% dari sebelumnya 8,5% pada Juli.

Konsumsi Biodiesel Indonesia dan Proyeksi Pungutan Ekspor

Di Indonesia, konsumsi biodiesel telah mencapai 7,42 juta kiloliter per 16 Juli 2025, atau 47,5% dari alokasi tahun 2025. Hal ini menandakan kemajuan signifikan dalam pelaksanaan program mandatori biodiesel nasional.

Menurut Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), pungutan ekspor sawit tahun ini diperkirakan menyentuh Rp30 triliun, cukup untuk mendanai program biodiesel secara penuh.

Kesimpulan

Kenaikan harga CPO yang konsisten dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan sentimen positif di pasar minyak nabati global. Didukung oleh faktor eksternal seperti penguatan harga minyak kedelai, pelemahan ringgit, dan dorongan sektor biodiesel, harga CPO berpotensi tetap tinggi. Kendati ekspor Malaysia sedikit menurun, kebijakan tarif ekspor dan konsumsi biodiesel Indonesia menjadi katalis penting yang terus menopang stabilitas industri sawit di kawasan regional.

Post Comment