Garuda Indonesia dan Citilink Terima Suntikan Modal US$405 Juta dari Danantara Indonesia
Garuda Indonesia dan Citilink Dapat Dukungan Modal Jumbo dari Danantara
Emiten maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dan anak usahanya PT Citilink Indonesia dikabarkan akan menerima suntikan modal senilai US$405 juta atau sekitar Rp6,67 triliun dari Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg Technoz, menyebutkan bahwa dana tersebut akan mulai disalurkan pada Selasa, 24 Juni 2025. Dari total investasi, Citilink akan memperoleh porsi terbesar, yakni US$294 juta (Rp4,85 triliun), sementara Garuda Indonesia akan menerima US$111 juta (Rp1,83 triliun).
Strategi Pemulihan Keuangan Garuda dan Peran Danantara
Investasi jumbo ini merupakan bagian dari rangkaian upaya restrukturisasi dan penguatan keuangan Garuda Indonesia yang sempat terimbas pandemi. Sebelumnya, Danantara dikabarkan akan mengucurkan hingga US$500 juta, dengan kesepakatan final ditargetkan rampung pada Juli 2025.
Sebagai catatan, Danantara Indonesia merupakan pemegang saham tidak langsung Garuda melalui PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang mengendalikan 64,54% saham GIAA.
Citilink Lakukan Perombakan Manajemen di RUPST 2025
Sejalan dengan penguatan struktural, Citilink Indonesia juga mengumumkan sejumlah perubahan dalam struktur direksi dan komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) baru-baru ini. Beberapa perubahan penting:
- Veronica Tan, Wakil Menteri PPPA, ditunjuk sebagai Komisaris.
- Darsito Hendroseputro menggantikan Dewa Kadek Rai sebagai Direktur Utama.
- Reza Aulia Hakim diangkat sebagai Direktur Niaga menggantikan Ichwan F. Agus.
- Tengku Valmy menggantikan Pandu Fajar Wisudha sebagai Direktur Keuangan.
- Rifky Rizal mengisi posisi Direktur Teknik menggantikan Jaka Ari Triyoga.
Langkah ini mencerminkan dorongan Citilink untuk mempercepat transformasi dan meningkatkan daya saing dalam industri penerbangan nasional.
Kesimpulan
Suntikan modal dari Danantara menjadi sinyal positif bagi pemulihan Garuda Indonesia dan Citilink di tengah tekanan industri penerbangan. Didukung dengan restrukturisasi manajemen dan suntikan dana segar, kedua maskapai ini diharapkan bisa memperkuat layanan, efisiensi operasional, dan kapasitas pertumbuhan ke depan. Investor dan pelaku pasar kini menanti langkah strategis lanjutan dalam mengoptimalkan momentum pemulihan.
Post Comment