Rencana Akuisisi Grab terhadap GOTO Terkendala Regulasi Indonesia, Isu Dominasi Pasar Jadi Sorotan
Grab Bidik Akuisisi GOTO, Regulasi dan Aksi Penolakan Jadi Tantangan
Rencana ambisius Grab Holdings Ltd. untuk mengakuisisi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan nilai sekitar USD7 miliar dikabarkan menemui hambatan dari regulator Indonesia. Menurut laporan Reuters yang dikutip Yahoo Finance pada Kamis (19/6/2025), pemerintah Indonesia tengah mengevaluasi dampak sosial dan ekonomi dari potensi merger dua raksasa digital ini.
Regulasi Fokus pada Persaingan Usaha dan Perlindungan Mitra
Pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius terhadap potensi dominasi pasar layanan transportasi daring dan pengiriman makanan apabila aksi korporasi ini disetujui. Salah satu kekhawatiran utama adalah pengaruh merger terhadap pendapatan dan posisi tawar mitra pengemudi.
Kekhawatiran ini semakin menguat menyusul aksi unjuk rasa ratusan pengemudi dan kurir pada Mei 2025, yang menolak merger dengan alasan berkurangnya pendapatan dan insentif. Pemerintah pun menuntut kepastian soal skema tarif yang adil, perlindungan konsumen, dan komitmen sosial terhadap pekerja gig economy.
Pemerintah Desak Kepastian Skema Tarif dan Manfaat Sosial
Salah satu tuntutan utama pemerintah adalah adanya mekanisme insentif yang adil dan transparan untuk para mitra pengemudi pasca-merger. Pemerintah juga berharap agar entitas hasil konsolidasi memberi dampak positif yang nyata terhadap pekerja informal dan perekonomian digital.
Grab dan GOTO Masih Bungkam, Pendanaan Jadi Sinyal
Hingga saat ini, baik Grab maupun GOTO belum merilis pernyataan resmi terkait kelanjutan kesepakatan akuisisi. Namun, Grab diketahui telah menghimpun dana sebesar USD1,5 miliar dari penawaran obligasi konversi, yang disebut-sebut bakal digunakan untuk tujuan strategis termasuk potensi akuisisi.
Sementara itu, GoTo belum mengumumkan transaksi baru, dengan valuasi pasar saat ini mencapai USD4,4 miliar. Menurut laporan tahunan 2024, sekitar 73,9% saham GoTo dimiliki oleh investor asing, termasuk SoftBank (7,65%) dan Taobao China Holding milik Alibaba Group (7,43%).
Restu Regulator Jadi Kunci Masa Depan Merger
Meskipun Kementerian Perhubungan Indonesia menolak memberi komentar resmi, sumber internal menyatakan bahwa restu dari regulator lokal akan sangat menentukan kelanjutan negosiasi merger ini. Persetujuan pemerintah tak hanya dilihat dari sisi hukum, namun juga keseimbangan ekosistem ekonomi digital dan keadilan sosial.
Post Comment