Erajaya Swasembada (ERAA) Bagikan Dividen Rp299,88 Miliar, Ini Strategi di Tengah Pelemahan Daya Beli

Erajaya Swasembada (ERAA) Bagikan Dividen Rp299,88 Miliar

PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah menetapkan dividen tunai sebesar Rp19 per saham, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (10/6/2025).

Dengan jumlah saham beredar 15,78 miliar lembar (tidak termasuk saham treasury), total dividen yang dibagikan oleh ERAA untuk tahun buku 2024 mencapai Rp299,88 miliar.

Pada pembukaan perdagangan 10 Juni 2025, harga saham ERAA berada di level Rp550 per saham, sehingga Dividend Yield yang diterima investor mencapai 3,45%.

Laba Bersih dan Pertumbuhan Pendapatan ERAA

Dana dividen berasal dari laba bersih full year 2024 yang mencapai Rp1,03 triliun, mengalami pertumbuhan 25% year on year (YoY) dibandingkan periode sebelumnya Rp826,04 miliar.

Pendapatan usaha ERAA 2024 juga mencatatkan kenaikan 8,55% YoY, dengan total pendapatan mencapai Rp65,27 triliun.

Realisasi dividen lebih tinggi dibandingkan tahun buku sebelumnya, mencerminkan kinerja solid dan strategi bisnis perusahaan yang mampu bertahan di tengah tantangan ekonomi nasional.

Strategi ERAA Menghadapi Tantangan Daya Beli

Manajemen ERAA menegaskan bahwa pelemahan daya beli nasional tidak berdampak signifikan terhadap kinerja penjualan perusahaan.

Menurut Direktur dan Chief of Strategy Officer ERAA, Patrick Adhiatmadja, mayoritas produk Erafone dan iBox menyasar konsumen kelas menengah atas, yang memiliki daya beli lebih stabil.

“Memang terjadi pelemahan daya beli secara umum, namun di kelas menengah atas, dampaknya jauh lebih kecil,” ujar Patrick dalam paparan publik virtual, Selasa (10/6/2025).

Dampak terbesar dari penurunan daya beli lebih terasa di segmen kelas menengah, sementara konsumen kelas atas tetap berbelanja sesuai rencana, meskipun mengurangi pengeluaran impulsif.

Patrick menambahkan bahwa saat ini yang mengalami penurunan signifikan adalah consumer confidence, bukan tabungan atau pendapatan kelas atas.

“Mereka masih punya pekerjaan, masih punya income, tapi mood untuk spending yang menurun,” jelasnya.

Permintaan Handphone Tetap Tinggi, Erajaya Optimis

Wakil Direktur Utama ERAA, Hasan Aula, menekankan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap perangkat mobile semakin tinggi, menjadi penopang stabilitas penjualan produk ERAA.

“Pemakaian handphone makin lama makin banyak dengan segala aktivitasnya. Orang sekarang kalau ketinggalan dompet enggak masalah, asal bawa handphone,” ujar Hasan.

Produk teknologi seperti handphone dan perangkat elektronik lainnya tetap mengalami pertumbuhan penjualan, menunjukkan bahwa permintaan di segmen ini tetap kuat meskipun ada tantangan ekonomi.

Kesimpulan

Dengan dividen sebesar Rp299,88 miliar, pertumbuhan laba bersih 25%, serta pendapatan yang naik 8,55%, ERAA menunjukkan fundamental bisnis yang kuat meskipun ada tantangan daya beli nasional.

Strategi ERAA yang menargetkan konsumen kelas menengah atas serta stabilnya permintaan perangkat mobile menjadi faktor utama yang membuat bisnis tetap kompetitif.

Bagi investor, Dividend Yield sebesar 3,45% bisa menjadi pertimbangan dalam melihat prospek saham ERAA di tengah pertumbuhan industri teknologi dan ritel.

Post Comment