PT Nusantara Utama Investama: Pengendali Baru PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) dan Strategi Bisnisnya

Industri perhotelan Indonesia terus berkembang, terutama di destinasi wisata unggulan seperti Bali. Salah satu perusahaan yang mencatatkan kinerja keuangan cukup stabil di sektor ini adalah PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), yang mengelola jaringan Alila Resort dan Hotel. Perubahan besar terjadi pada 11 Juli 2023, ketika PT Nusantara Utama Investama (NUI) resmi menjadi pemegang saham pengendali BUVA, setelah membeli 12,57 miliar saham, setara dengan 64,86% kepemilikan.

Siapa PT Nusantara Utama Investama (NUI)?

NUI adalah perusahaan investasi yang dimiliki oleh PT Basis Utama Prima (99,9%) dan Bonny Harry (0,01%). PT Basis Utama Prima sendiri dimiliki mayoritas oleh Happy Hapsoro, sosok yang kini menjadi pemegang saham utama BUVA. Akuisisi besar ini menandai perubahan strategi dan kepemimpinan dalam bisnis BUVA.

Bisnis BUVA di Industri Perhotelan

BUVA merupakan pemain penting di sektor perhotelan dan akomodasi, dengan fokus pada pengembangan resor premium. Selama sembilan bulan pertama tahun 2024, perusahaan mencatatkan total pendapatan sebesar Rp 358,86 miliar, turun 2,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga : Analisis Keuangan PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA): Stabilitas dan Efisiensi Operasional yang Menjanjikan

Penurunan ini disebabkan oleh pelepas aset hotel di Jakarta pada akhir 2023. Namun, BUVA berhasil meningkatkan pendapatan dari tiga properti hotel di Bali hingga 8,32%, menunjukkan bahwa tren wisata ke Bali tetap kuat.

Direktur Utama BUVA, Satrio, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi keuangan yang solid, terutama setelah masuknya NUI sebagai pemegang saham pengendali. Dengan dukungan investasi yang lebih kuat, BUVA kini berfokus pada pengembangan layanan berkualitas serta ekspansi yang lebih strategis.

Prospek Industri Perhotelan dan Strategi BUVA

Meskipun kondisi makro ekonomi global menghadirkan tantangan, BUVA tetap optimis dalam pengembangan bisnisnya. Beberapa faktor yang mendukung prospek industri perhotelan di Indonesia meliputi:

  • Peningkatan tingkat hunian hotel di Bali hingga 65,34% sepanjang 2023, melampaui performa sebelum pandemi.
  • Komitmen terhadap pariwisata regeneratif, termasuk strategi ramah lingkungan dalam operasional hotel.
  • Fokus menarik wisatawan berkualitas, dengan peningkatan layanan premium dan fasilitas eksklusif.

Direktur BUVA, Hendry Utomo, juga menyoroti bahwa perusahaan terus menyesuaikan strategi dengan tren pariwisata dan kebijakan pemerintah.

Kesimpulan

Masuknya PT Nusantara Utama Investama (NUI) sebagai pemegang saham pengendali BUVA menandai babak baru dalam pengelolaan perusahaan ini. Dengan dukungan investasi yang lebih besar dan strategi bisnis yang lebih terarah, BUVA berpotensi memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri perhotelan, khususnya di Bali.

Post Comment