PJAA Catatkan Rugi Bersih di Kuartal I-2025, Pendapatan Tertekan

Pendapatan Menurun, PJAA Alami Rugi Bersih di Kuartal I-2025

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) membukukan rugi bersih sebesar Rp11,17 miliar pada kuartal I-2025. Kondisi ini berlawanan dengan kuartal I-2024, di mana perseroan masih mampu meraih laba bersih sebesar Rp13,02 miliar.

Dalam laporan keuangan per 31 Maret 2025, penurunan tajam pada sisi pendapatan menjadi faktor utama di balik kemerosotan kinerja keuangan perusahaan milik Pemprov DKI Jakarta ini. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, PJAA hanya mengantongi pendapatan sebesar Rp210,8 miliar, turun 17,56% dari kuartal I-2024 yang mencapai Rp255,65 miliar.

Efisiensi Beban Tidak Mampu Menahan Penurunan Laba

Meskipun perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 4,55% secara tahunan menjadi Rp136,62 miliar, efisiensi ini belum cukup untuk mengurangi dampak negatif pada laba kotor yang turun drastis 34,07% menjadi Rp74,18 miliar.

Beban usaha juga mengalami penurunan 9,17% menjadi Rp56,77 miliar. Namun, laba usaha tetap tertekan, hanya mencapai Rp17,41 miliar merosot tajam 65,19% dari Rp50,02 miliar pada kuartal I-2024.

Beban Keuangan yang Tinggi Perburuk Kinerja

Selain tekanan pendapatan, PJAA juga harus menghadapi beban keuangan yang tetap tinggi, mencapai Rp18,95 miliar. Akibatnya, perusahaan mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp6,84 miliar, jauh dari laba sebelum pajak Rp22,57 miliar yang diraih tahun lalu. Setelah memperhitungkan beban pajak penghasilan sebesar Rp4,48 miliar, rugi tahun berjalan pun mencapai Rp11,32 miliar.

Adapun rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat senilai Rp11,17 miliar penurunan signifikan dibandingkan laba bersih Rp13,02 miliar yang dicetak tahun sebelumnya.

Perubahan Neraca dan Tantangan ke Depan

Dari sisi neraca, per 31 Maret 2025, total ekuitas PJAA mengalami penurunan 0,58% menjadi Rp1,72 triliun, sementara total liabilitas naik 1,61% secara year-to-date menjadi Rp1,89 triliun.

Tekanan terhadap pendapatan serta tingginya beban keuangan menjadi tantangan utama bagi PJAA di awal 2025. Ke depan, perusahaan perlu mengambil strategi bisnis yang tepat untuk kembali meningkatkan performa keuangan dan mengoptimalkan potensi pendapatan.

Dengan kondisi pasar yang dinamis, langkah efisiensi, inovasi layanan, serta strategi bisnis yang adaptif akan menjadi kunci bagi PJAA untuk kembali mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Post Comment