DBS dan CIMB Bersaing untuk Mayoritas Saham Panin Bank: Apa Dampaknya?

DBS Group dan CIMB Group Rebutan Saham PNBN

Dua bank besar di Asia Tenggara, DBS Group dari Singapura dan CIMB Group dari Malaysia, sedang bersaing ketat untuk menjadi pemegang saham mayoritas PT Bank Pan Indonesia Tbk, lebih dikenal sebagai Panin Bank (PNBN). Kompetisi ini mencerminkan dinamika industri perbankan yang terus berkembang dan potensi nilai strategis Panin Bank bagi kedua institusi besar tersebut.

Menurut laporan yang diterbitkan oleh Business Times pada Rabu (26 Maret 2025), DBS Group saat ini berada di posisi terdepan dibandingkan CIMB Group dalam proses akuisisi ini. Kedua bank telah mencapai tahap kedua dalam proses lelang, yang menandai langkah signifikan menuju kesepakatan.

Berita akuisisi ini mendorong kenaikan harga saham Panin Bank sebesar 7,8%, dengan nilai saham mencapai Rp1.590. Kapitalisasi pasar Panin Bank kini tercatat sebesar Rp38,3 triliun. Panin Bank sendiri merupakan bank terbesar ke-12 di Indonesia dan memiliki rencana untuk menjual 86% sahamnya kepada penawar tertinggi. Saat ini, saham bank tersebut dikuasai oleh Keluarga Gunawan dan ANZ Australia.

Bagaimana Kepemilikan Saat Ini Berubah?

ANZ Australia, yang memiliki 39% saham Panin Bank, telah berusaha menjual sahamnya sejak 2013. Di sisi lain, Keluarga Gunawan yang memegang saham mayoritas belum mengambil langkah cepat untuk menjual kepemilikannya, menunggu tawaran yang menguntungkan.

Proses lelang ini diperkirakan akan selesai pada akhir April atau Mei 2025, tergantung pada kondisi pasar dan keputusan pembeli potensial. Meskipun begitu, hingga saat ini proses ini belum bersifat final, dan para pembeli masih memiliki kemungkinan untuk mengubah keputusan mereka.

Komentar Para Pihak

Menanggapi rumor yang beredar, pihak DBS, ANZ, dan CIMB menolak memberikan pernyataan resmi. Direktur Utama Panin Bank, Hewidayatmo, juga menyarankan agar pertanyaan lebih lanjut mengenai proses ini langsung ditujukan kepada para pemegang saham.

Potensi Dampak dan Masa Depan

Jika DBS berhasil dalam akuisisi Panin Bank, ini akan menjadi transaksi besar pertama di bawah kepemimpinan CEO baru, Tan Su Shan, yang mulai menjabat pada 28 Maret 2025. Dalam pernyataannya, Tan Su Shan menekankan pentingnya strategi akuisisi yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan.

Proses ini tidak hanya menunjukkan minat besar bank-bank regional terhadap pasar perbankan Indonesia, tetapi juga menjadi indikator peluang pertumbuhan yang signifikan dalam industri perbankan. Dengan demikian, hasil akhir dari akuisisi ini diharapkan memiliki dampak signifikan, baik bagi Panin Bank maupun sektor keuangan secara keseluruhan.

Post Comment