Melalui Danantara: Pemerintah Pastikan Pendanaan untuk 21 Proyek Hilirisasi Senilai US$40 Miliar

Melalui Danantara: Pemerintah Pastikan Pendanaan untuk 21 Proyek Hilirisasi Senilai US$40 Miliar

Pemerintah Komitmen Percepat Hilirisasi Nasional

Pemerintah terus menunjukkan komitmen dalam mempercepat program hilirisasi nasional. Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada Senin (3/3) di Istana Negara, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara memastikan pendanaan untuk 21 proyek hilirisasi tahap pertama. Total investasi yang digelontorkan mencapai sekitar US$40 miliar.

Fokus pada Sektor Strategis

Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, proyek-proyek ini melibatkan berbagai sektor strategis, antara lain:

  1. Energi
  2. Mineral
  3. Pertanian
  4. Perikanan

Proyek Utama untuk Ketahanan Energi

Salah satu proyek utama yang segera dilaksanakan adalah pembangunan fasilitas penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipah. Infrastruktur ini dirancang untuk memperkuat ketahanan energi nasional dengan meningkatkan cadangan minyak hingga 30 hari, sesuai amanat peraturan presiden. Selain itu, pemerintah juga berencana membangun kilang minyak berkapasitas 500.000 barel per hari guna memastikan ketahanan energi.

Baca Juga : Pandu Sjahrir dan Rencana Investasi Berkelanjutan di Danantara

Inisiatif Pembangunan Pabrik DME Lokal

Proyek lain yang menjadi prioritas adalah pabrik Dimethyl Ether (DME) berbasis batu bara kalori rendah sebagai pengganti LPG. Bahlil menegaskan bahwa proyek ini sepenuhnya akan didanai oleh pemerintah dan swasta nasional. Tidak seperti proyek sebelumnya yang gagal karena melibatkan investor asing, kali ini seluruh proses pendanaan berasal dari dalam negeri.

“Kita hanya membutuhkan teknologi dari luar, sedangkan Capex, bahan baku, dan off-taker sudah disiapkan di dalam negeri,” tegas Bahlil.

Hilirisasi Sektor Mineral dan Tambang

Di sektor mineral dan tambang, pemerintah berkomitmen meningkatkan nilai tambah komoditas seperti tembaga, nikel, dan bauksit hingga tahap alumina. Selain itu, sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan juga menjadi bagian penting dari strategi hilirisasi untuk menguatkan ekonomi daerah.

Pendanaan Berbasis Prinsip Kehati-Hatian

Kepala BPI Danantara, Rosan Roeslani, memastikan bahwa pendanaan proyek dilakukan dengan sangat hati-hati. Investasi ini akan melalui proses kompetitif dan uji tuntas (due diligence) yang ketat untuk memastikan dampak ekonomi yang signifikan dan return yang layak.

Baca Juga : Mengenal BPI Danantara: Tugas, Fungsi, dari PP Nomor 10 Tahun 2025

“Kami tidak hanya menilai return finansial, tetapi juga dampak jangka panjang terhadap ekonomi nasional, seperti penciptaan lapangan kerja dan pengurangan impor,” jelas Rosan. Sebagai contoh, proyek budidaya rumput laut dirancang untuk melibatkan banyak petani dan nelayan.

Dukungan Presiden pada 26 Sektor Komoditas

Presiden Prabowo telah menegaskan komitmennya untuk mendorong hilirisasi di 26 sektor komoditas, termasuk mineral, minyak dan gas, pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan. Rapat terbatas ini menghasilkan kesepakatan awal untuk mendanai 21 proyek, yang akan berkembang di tahap selanjutnya.

Manfaat Jangka Panjang Hilirisasi

Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mempercepat industrialisasi nasional dengan berbagai dampak positif, seperti:

  • Penciptaan Lapangan Kerja: Memberikan peluang kerja lebih banyak kepada masyarakat.
  • Pengurangan Ketergantungan Impor: Mengurangi tekanan pada neraca perdagangan.
  • Peningkatan Daya Saing Global: Meningkatkan nilai tambah produk Indonesia di pasar internasional.

Dengan langkah strategis ini, hilirisasi diyakini mampu mendorong perekonomian Indonesia ke arah yang lebih maju dan mandiri.

Post Comment