
PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK), pemilik merek minuman kekinian Teguk, baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juli 2023. Namun, tidak lama setelah IPO, perusahaan ini menghadapi berbagai tantangan yang menyebabkan penurunan kinerja bisnis secara signifikan.
Penurunan Kinerja Keuangan
Pada September 2024, TGUK melaporkan kerugian sebesar Rp 20,1 miliar, padahal saat IPO perusahaan ini berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp 117 miliar. Pendapatan perusahaan juga mengalami penurunan drastis sebesar 30% dibandingkan periode sebelumnya, dengan total pendapatan hanya mencapai Rp 69 miliar.
Harga Saham Jatuh
Sejak IPO, harga saham TGUK terus mengalami penurunan. Pada 5 November 2024, harga saham TGUK berada di posisi Rp 55 per lembar, namun sejak itu hingga Februari 2025, harga sahamnya mandek di Rp 50 per lembar. Dalam setahun, harga saham TGUK tercatat merosot 43,82% ke Rp 50 atau anjlok 66,22% sejak IPO.
Baca Juga : Capsquare Asia Jadi Pengendali Saham Champ Resto
Baca Juga : Kinerja dan Prospek Saham Summarecon Agung (SMRA) Tahun 2025
Penutupan Ratusan Gerai
Selain penurunan kinerja keuangan dan harga saham, TGUK juga harus menutup ratusan gerainya. Pada saat IPO, TGUK memiliki 145 gerai, namun jumlah ini berkurang menjadi hanya 35 gerai pada akhir 2024. Penutupan gerai ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi pasar yang menekan kelompok menengah ke bawah yang merupakan target pasar TGUK.
Penyebab Penurunan
Beberapa faktor yang menyebabkan penurunan kinerja TGUK antara lain:
- Daya Beli Masyarakat Menurun: Penurunan daya beli masyarakat yang menekan kelompok menengah ke bawah.
- Biaya Operasional Tinggi: Biaya operasional yang tinggi, termasuk biaya sewa dan investasi yang tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
- Kerjasama dengan Platform Online: Kerjasama dengan platform online yang tidak memberikan hasil sesuai dengan biaya yang dikeluarkan.
Kesimpulan
Penurunan kinerja TGUK pasca IPO di Bursa Efek Indonesia menunjukkan betapa pentingnya perencanaan dan strategi bisnis yang matang. Perusahaan perlu melakukan evaluasi dan penyesuaian agar dapat kembali bangkit dan meraih kesuksesan di masa depan.