PT ITSEC Asia Tbk (CYBR) menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 50 persen pada tahun 2025. Target ini sejalan dengan pencapaian perusahaan yang mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 42 persen antara tahun 2020 hingga 2023.
“Dari segi pertumbuhan pendapatan, Itsec grup menunjukkan hasil yang sangat mengesankan. Hal ini dapat kami capai berkat perkembangan segmen layanan yang semakin pesat,” ungkap Direktur CYBR, Doni Mora, dalam sebuah talkshow yang disiarkan di YouTube Mirae Asset Sekuritas, pada Rabu (29/1/2025).
Proyeksi Pasar dan Optimisme Perusahaan
Target ini didasarkan pada proyeksi pertumbuhan pasar keamanan siber di Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 21 persen setiap tahunnya. Selain itu, perusahaan optimis dapat mencapai target tersebut berkat portofolio layanan yang semakin beragam dan meningkatnya kebutuhan pelanggan akan keamanan siber.
“Dalam menghadapi inovasi dari pelaku kejahatan siber yang semakin canggih, kami terus memperluas portofolio kami untuk memenuhi kebutuhan klien,” tambah Doni.
Baca Juga : Strategi PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) untuk Ekspansi di Tahun 2025
Faktor Pendukung Pertumbuhan
Perusahaan juga optimis bahwa kinerja tahun 2024 akan menunjukkan hasil yang positif. Proyeksi ini didukung oleh tiga faktor utama:
- Banyaknya klien baru yang bergabung pada tahun 2024, yang mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap kemampuan perusahaan dalam menyediakan solusi keamanan siber yang handal di tengah tantangan dunia digital yang terus berkembang.
- Kontribusi positif dari anak perusahaan CYBR, yaitu ITSEC Singapore dan ITSEC Australia. Operasi regional ini membantu memperluas kehadiran Itsec di pasar Asia-Pasifik, membuka peluang bisnis baru, dan memperluas cakupan perusahaan.
- Peluncuran produk baru perusahaan, IntelliBron, yang merupakan solusi keamanan siber terkini, mendapatkan respons pasar yang sangat baik, sehingga memperkuat posisi ITSEC sebagai pelopor dalam teknologi keamanan siber yang canggih.
Rencana Bisnis 2025
PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) memiliki rencana bisnis yang cukup ambisius untuk tahun 2025. Berikut adalah beberapa poin utama dari rencana bisnis mereka:
- Pengembangan Layanan Keamanan Siber: ITSEC Asia berencana untuk terus mengembangkan dan memperluas layanan keamanan siber mereka, dengan fokus pada industri seperti keuangan, telekomunikasi, energi, transportasi, dan manufaktur.
- Peningkatan Pasar: Mereka berencana untuk memperluas jangkauan pasar mereka ke lebih dari 13 negara di Asia-Pasifik. Ini termasuk peningkatan kinerja di pasar yang ada dan masuk ke pasar baru.
- Implementasi Prinsip ESG: ITSEC Asia juga berkomitmen untuk menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam operasional mereka. Salah satu inisiatif mereka adalah mengadakan kegiatan donor darah untuk mendukung kesejahteraan masyarakat.
- Investasi dalam Teknologi: Perusahaan ini akan terus berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk meningkatkan infrastruktur keamanan digital mereka. Ini termasuk pengembangan produk baru seperti IntelliBron, yang ditujukan untuk UMKM.
- Pertumbuhan dan Ekspansi: ITSEC Asia berencana untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dan mencapai laba di pengujung tahun dengan memaksimalkan jasa layanan yang ada.
Baca Juga : PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) Masuk Daftar “2025 ESG Top-Rated Company” oleh Sustainalytics
Tantangan Global dalam Pertumbuhan Bisnis
Tantangan global yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis PT ITSEC Asia Tbk. (CYBR) mencakup beberapa faktor utama:
- Kompleksitas Keamanan Siber yang Semakin Besar: Dengan adanya teknologi baru dan ketegangan geopolitik, lanskap keamanan siber semakin kompleks. Ini memerlukan inovasi dan kolaborasi yang lebih kuat untuk meningkatkan ketahanan siber.
- Kesenjangan Keamanan Siber: Ada kesenjangan yang signifikan antara organisasi besar dan kecil, serta antara pasar berkembang dan pasar yang lebih maju. Organisasi kecil sering kali kurang siap untuk menghadapi ancaman siber, yang dapat menjadi pintu masuk bagi penyerang untuk menyerang perusahaan besar.
- Risiko Rantai Pasokan: Interdependensi dalam rantai pasokan meningkatkan kerentanan, yang menjadi hambatan utama bagi mencapai ketahanan siber. Banyak perusahaan besar mengidentifikasi risiko rantai pasokan sebagai kendala terbesar dalam mencapai ketahanan siber.
- Teknologi Baru dan Ancaman: Penggunaan teknologi baru seperti AI dan IoT meningkatkan ancaman keamanan siber. Meskipun teknologi ini membawa banyak manfaat, mereka juga membuka celah baru bagi penyerang siber.
- Ketegangan Geopolitik: Ketegangan geopolitik dapat mempengaruhi persepsi risiko dan menjadi penyebab utama kekhawatiran tentang penyitaan informasi sensitif atau pencurian properti intelektual.
- Keterbatasan Sumber Daya dan Keterampilan: Ada keterbatasan dalam sumber daya manusia dan keterampilan keamanan siber, yang memperburuk kesenjangan keamanan siber. Ini menciptakan celah dalam pertahanan kolektif kita.
Dengan memahami dan mengatasi tantangan-tantangan ini, PT ITSEC Asia Tbk. dapat mempertahankan dan memperluas posisi mereka di pasar keamanan siber yang semakin kompetitif.