Dampak Kemunculan DeepSeek: Saham Teknologi Anjlok
Kemunculan startup AI dari China, DeepSeek, telah memberikan dampak negatif terhadap saham-saham teknologi di Jepang dan Australia. Hal ini terjadi setelah beberapa saham teknologi di Amerika Serikat mengalami penurunan yang signifikan.
Penurunan Saham Nvidia
Sebelumnya, saham Nvidia, produsen chip asal AS, mengalami penurunan hampir 17 persen di Wall Street setelah berita tentang DeepSeek muncul. Menurut laporan dari Channel News Asia pada Selasa (28/1/2025), saham Nvidia juga mengalami penurunan di Tokyo. Pemasok Nvidia, Advantest, mengalami penurunan sebesar 10 persen dalam perdagangan pada hari Selasa, sehingga total kerugian untuk minggu ini mencapai hampir 19 persen.
Dampak pada Perusahaan Teknologi Lainnya
Perusahaan yang mendukung kecerdasan buatan, SoftBank Group, juga mengalami penurunan tajam sekitar 5,5 persen. Selain itu, Furukawa Electric, yang memproduksi kabel pusat data, mengalami penurunan sebesar 8 persen. Indeks Nikkei 225 juga mencatat penurunan dalam perdagangan pada hari Senin, dengan angka penurunan mencapai 1,62 persen.
Penutupan Pasar di Asia
Pasar-pasar teknologi di Taiwan dan Korea Selatan ditutup karena hari libur, sementara pasar di RRT juga tutup untuk merayakan Tahun Baru Imlek, dan perdagangan di Hong Kong ditutup pada siang hari.
Baca Juga : AI dalam Trading: Tren dan Tantangan di Tahun 2025
Dampak di Australia
Tidak hanya di Jepang, saham-saham teknologi di Australia juga mengalami penurunan setelah kemunculan DeepSeek. Para investor merasa khawatir bahwa DeepSeek dapat mengancam posisi dominan para pemimpin pasar saat ini. Saham perusahaan perangkat lunak AI, Appen, turun 3,3 persen, sedangkan saham Brainchip, pembuat chip AI, anjlok 10,3 persen. Selain itu, pemilik pusat data di Australia, seperti Goodman Group, NEXTDC, dan DigiCo Infrastructure REIT, juga mengalami penurunan. Saham ketiganya masing-masing turun 6,4 persen, 6,2 persen, dan 11,1 persen.
Pernyataan Presiden AS
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan bahwa kehadiran startup AI asal China, DeepSeek, dapat mengancam industri teknologi di AS. DeepSeek menawarkan chatbot AI dengan harga yang lebih terjangkau. Menurut laporan Business Insider pada Selasa (28/1/2025), Trump mengemukakan pendapat tersebut setelah mengetahui bahwa DeepSeek berhasil menduduki posisi teratas dalam daftar aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di Apple.
Guncangan di Pasar Teknologi AS
Kondisi ini menyebabkan guncangan di pasar teknologi Amerika Serikat. Trump menganggap kehadiran DeepSeek sebagai sinyal peringatan bagi perkembangan AI di AS. “Anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang, tetapi tetap mendapatkan hasil yang setara,” ungkap Trump dalam sebuah pertemuan konferensi anggota Partai Republik pada Senin malam. “Peluncuran DeepSeek, AI dari perusahaan China, seharusnya menjadi alarm bagi industri kita untuk lebih fokus bersaing demi meraih kemenangan,” tambahnya.
Investasi Teknologi China
China telah banyak berinvestasi di sektor teknologi, didukung oleh inisiatif pemerintah untuk meningkatkan produksi chip domestik dan kemampuan AI, yang dapat mengurangi ketergantungan pada teknologi dari AS. Terbaru, kehadiran DeepSeek berdampak pada penurunan harga saham produsen chip AS, Nvidia, yang mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Senin (27/1/2025).
Pengakuan dari Bos OpenAI
Bos OpenAI, Sam Altman, mengakui keunggulan model kecerdasan buatan (AI) r1 yang dikembangkan oleh DeepSeek. Namun, ia tetap berkeyakinan bahwa model AI yang dihasilkan perusahaannya lebih unggul. “Model r1 dari DeepSeek sangat mengesankan, terutama jika mempertimbangkan harganya,” ungkap Altman di platform media sosial X, seperti yang dilaporkan oleh Evening Standard pada Selasa (28/1/2025). “Kami jelas memiliki model yang jauh lebih baik,” tambahnya.
Rencana OpenAI
Altman juga menyatakan bahwa OpenAI akan segera meluncurkan beberapa produk baru. Ia memprediksi bahwa para pesaingnya juga akan melakukan hal yang sama. “Kami sangat bersemangat dengan kehadiran pesaing baru. Kami akan meluncurkan beberapa rilis,” kata Altman. “Namun yang terpenting, kami berkomitmen untuk terus mengikuti peta jalan penelitian kami dan percaya bahwa peningkatan kemampuan komputasi sangat penting untuk mencapai misi kami,” tuturnya.