Bukalapak, pelopor e-commerce di Indonesia, mengumumkan penghentian penjualan barang fisik di platform marketplace. Keputusan ini mengejutkan masyarakat dan investor.
Latar Belakang
Bukalapak mencatatkan IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia pada 2021, mengumpulkan dana segar Rp21,90 triliun. Namun, perusahaan gagal mempertahankan posisi di pasar e-commerce.
Strategi Baru
Bukalapak fokus pada penjualan produk digital seperti pulsa, token listrik, dan pembayaran BPJS Kesehatan. Keputusan ini dinilai sebagai upaya restrukturisasi bisnis.
Dampak pada Investor
Saham Bukalapak (BUKA) merosot 86,24% sejak IPO. Nilai kapitalisasi pasar turun menjadi Rp12,06 triliun.
Peringatan OJK
OJK meminta Bukalapak menggunakan sisa dana IPO Rp9,8 triliun. Kepala Eksekutif OJK, Inarno Djajadi, menyatakan bahwa OJK telah mengirimkan surat peringatan.
Analisis
Analisis Samuel Sekuritas, Muhammad Farras Farhan, menyatakan bahwa keputusan Bukalapak bukanlah strategi, melainkan indikasi kebutuhan bantuan. Ia merekomendasikan menjual saham BUKA.
Sumber:
- Situs web resmi Bukalapak
- Bursa Efek Indonesia
- OJK
- Bloomberg News