Ukraina pada hari Minggu (5/1/2025) meluncurkan serangan terbaru di kawasan perbatasan Rusia di Kursk, di mana pasukan Kyiv telah menguasai area tersebut selama beberapa bulan terakhir.
Latar Belakang Serangan
Beberapa laporan menunjukkan adanya banyak kendaraan lapis baja yang bergerak di dekat Sudzha menuju Bolshoye Soldatskoye di wilayah Kursk. Sejumlah blogger, termasuk saluran Telegram Rybar yang memiliki 1,3 juta pelanggan, memperingatkan bahwa operasi baru ini mungkin merupakan upaya untuk mengalihkan perhatian.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pembaruan pada hari Minggu menyatakan bahwa pasukannya telah berhasil menggagalkan serangan Ukraina, yang digambarkan sebagai “kelompok penyerang” yang dipimpin oleh dua tank dan 12 kendaraan tempur lapis baja.
Reaksi dari Kedua Belah Pihak
Pejabat militer Ukraina belum memberikan konfirmasi spesifik mengenai operasi tersebut, namun Andriy Yermak, kepala administrasi kepresidenan, menyatakan di saluran Telegramnya pada hari Minggu bahwa Rusia “mendapatkan apa yang layak diterimanya.”
Andriy Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Propaganda Ukraina, menyatakan dalam sebuah unggahan di Telegram bahwa warga Rusia di Kursk “merasa sangat cemas karena mereka diserang dari berbagai arah.”
Di sisi lain, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Jenderal Yunus-Bek Yevkurov, melakukan kunjungan ke wilayah tersebut dan bertemu dengan gubernur, Alexander Khinshtein, sebagaimana dilaporkan dalam unggahan di saluran Telegram pejabat daerah.
Perkembangan Operasi Militer
Pasukan Kyiv berhasil merebut wilayah di Kursk selama serangan mendadak yang dimulai pertengahan Agustus. Ukraina telah mengembalikan sekitar setengah dari wilayah tersebut kepada Rusia dan berisiko kehilangan sisa wilayah dalam beberapa bulan ke depan, menurut pejabat AS pada akhir Desember.
Kyiv sebelumnya telah mengindikasikan bahwa operasi di Kursk memiliki dua tujuan utama — untuk mengalihkan perhatian dan berpotensi menarik pasukan Moskow dari wilayah timur Ukraina, di mana mereka terus mengalami kemajuan yang bertahap namun konsisten, serta untuk menangkap tentara Rusia sebagai bagian dari pertukaran tahanan.
Strategi dan Dampak
Pejabat Ukraina juga menyatakan harapan mereka untuk memanfaatkan wilayah yang berhasil direbut di Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi dengan Rusia. Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang akan dilantik pada 20 Januari, telah berkomitmen untuk segera mengakhiri konflik tersebut.