Tanggapan Rusia terhadap Penghentian Aliran Gas oleh Ukraina
Pemerintah Rusia yang dipimpin Presiden Vladimir Putin memberikan tanggapan terhadap keputusan Ukraina untuk menghentikan aliran gas alam Rusia yang ditransitkan melalui negara tersebut ke Eropa. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa langkah ini hanya akan menguntungkan Amerika Serikat (AS) meskipun merugikan sekutunya di Eropa.
Ukraina menolak untuk memperpanjang kontrak dengan Gazprom setelah tahun 2024, yang secara efektif akan menghentikan aliran gas alam Rusia ke negara-negara Uni Eropa (UE) seperti Austria, Hungaria, dan Slovakia. Keputusan ini juga akan menghilangkan pendapatan transit Ukraina yang diperkirakan mencapai hampir US$ 1 miliar (sekitar Rp 16 triliun).
“AS adalah pihak yang paling diuntungkan dari redistribusi ini di pasar energi Eropa, dan merupakan penyokong utama krisis di Ukraina,” ungkap Zakharova pada hari Kamis, seperti yang dilaporkan oleh RT pada Jumat, 3 Januari 2025.
Dampak pada Ekonomi Eropa
“Korban pertama dari strategi agresif mereka adalah ekonomi terbesar di Eropa, yaitu Jerman,” tambah Zakharova. Ia memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya, termasuk pengeboman jaringan pipa gas Nord Stream pada September 2022, yang memaksa Berlin untuk membeli gas alam cair (LNG) dari Amerika dengan harga yang jauh lebih tinggi, sehingga banyak industri di Jerman terpaksa ditutup.
“Sekarang, negara-negara lain di Uni Eropa yang sebelumnya memiliki ekonomi yang kuat dan mandiri juga akan terpaksa membayar harga atas dukungan Amerika,” kata diplomat Rusia tersebut. Zakharova juga menekankan bahwa Ukraina mengambil keputusan ini meskipun Gazprom telah memenuhi semua kewajiban kontraknya dan terus membayar biaya transit, meskipun ada konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia. Ia menambahkan bahwa langkah ini akan berdampak negatif pada standar hidup masyarakat di seluruh UE.
Keuntungan bagi Amerika Serikat
Tanggung jawab atas situasi ini sepenuhnya terletak pada Amerika Serikat, rezim yang didukungnya di Kiev, serta pemerintah negara-negara Eropa yang telah mengorbankan kesejahteraan rakyatnya demi mendukung ekonomi AS, ujar Zakharova. Pemutusan pasokan dari Kiev telah menyebabkan lonjakan harga energi di Eropa, yang mencapai €50 per megawatt jam untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Euro juga telah mengalami penurunan ke level terendahnya terhadap dolar AS sejak November 2022, ketika blok tersebut mulai bersiap menghadapi kekurangan energi di musim dingin, diperdagangkan hanya pada $1,03.
Reaksi dari Pemimpin Uni Eropa
Sementara itu, beberapa pemimpin Uni Eropa, seperti Perdana Menteri Slowakia Robert Fico, telah memperingatkan tentang “konsekuensi serius” dari pemblokiran transit gas. Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski menyebutnya sebagai “kemenangan lain setelah perluasan NATO,” sementara Ukraina merayakan berakhirnya kontrak transit sebagai “peristiwa bersejarah” yang menghilangkan pasar tradisional Rusia.