REGULAR INVESTORS – Lonjakan Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Setelah Tekanan Jual
Jakarta, 3 Desember 2024 – Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami lonjakan signifikan pada Selasa (3/12/2024), setelah sebelumnya menghadapi tekanan jual dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 15.27 WIB, saham GOTO naik 8,57 persen menjadi Rp76 per saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp319,11 miliar.
Dalam periode seminggu, saham GOTO mengalami kenaikan sebesar 2,67 persen, dan dalam sebulan terakhir, saham ini meningkat 13,24 persen.
Secara teknis, GOTO berhasil menembus level resistance di 74 dan kini sedang menguji resistance berikutnya di 77. Jika mampu melampaui level 77, GOTO berpotensi menuju resistance di kisaran 80-82.
Target Harga Baru
Di sisi lain, DBS Group Research dalam laporan yang dirilis pada 31 Oktober 2024, menyatakan bahwa risiko penurunan harga saham GOTO saat ini relatif terbatas. Perusahaan teknologi ini optimis bahwa segmen fintech-nya akan mencapai adjusted EBITDA positif pada kuartal IV-2024, lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini memberikan harapan baru bagi kinerja keuangan GoTo, mengingat konsensus sebelumnya memperkirakan kerugian akan terus berlanjut.
GoTo juga memperkirakan adanya penghematan tambahan dari kontrak layanan cloud yang baru-baru ini ditandatangani dengan Alibaba dan Tencent. Program pembelian kembali saham perusahaan diperkirakan akan memberikan dukungan tambahan terhadap harga sahamnya.
Di sisi lain, GoTo melaporkan pertumbuhan dua digit dalam nilai transaksi bruto (GTV) dan mencatat adjusted EBITDA tertinggi dalam sejarahnya pada kuartal III-2024. Dengan pencapaian ini, GoTo dinilai kembali berada pada jalur pertumbuhan yang positif. DBS Group Research tetap memberikan rekomendasi beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp89 per lembar.
Momentum Kuat dan Rekomendasi
Sementara itu, analis BRI Danareksa dalam laporan yang dirilis pada 18 November 2024 menjelaskan bahwa GOTO menunjukkan momentum yang kuat di kuartal III-2024 (3Q24) dengan penurunan kerugian EBITDA yang disesuaikan menjadi Rp13 miliar pada sembilan bulan pertama 2024 (9M24), berkat peningkatan Gross Transaction Value (GTV) dan efisiensi biaya variabel. Perusahaan diperkirakan akan mencapai EBITDA positif pada tahun fiskal 2024 (FY24). GOTO juga memperluas layanan di sektor fintech dan periklanan, didukung oleh pertumbuhan unduhan aplikasi GoPay di pasar yang belum terjangkau.
Dengan pembaruan kontrak cloud dan penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI), margin EBITDA diperkirakan akan meningkat, meskipun tantangan hukum terkait perlindungan data pribadi masih ada. BRI Danareksa mempertahankan rekomendasi Buy dengan target harga Rp90, berdasarkan proyeksi pertumbuhan GTV On-Demand Services (ODS) dan GoTo Financial (GTF) yang diperkirakan mencapai CAGR 6 persen hingga 2034. Risiko utama berasal dari meningkatnya persaingan di sektor teknologi.
Luncurkan Sahabat-AI Bersama Indosat
Sebelumnya, GOTO telah memperkenalkan AI yang dinamakan ‘Sahabat-AI’. Peresmian ini berlangsung dalam acara Indonesia AI Day 2024 yang diadakan di The Tribrata Dharmawangsa pada Kamis (14/11/2024) lalu. Sahabat-AI merupakan Large Language Model (LLM) open-source yang inovatif, dirancang khusus untuk Bahasa Indonesia serta bahasa daerah di seluruh nusantara.
Inisiatif ini dikembangkan secara kolaboratif dengan PT Indosat Tbk (ISAT), yang mencerminkan komitmen GOTO dalam mendorong inovasi teknologi di Indonesia.
“Kami merasa terhormat dapat bekerja sama dengan Indosat dalam peluncuran Sahabat-AI, sebuah Large Language Model (LLM) open-source yang dirancang untuk memahami konteks lokal dan mengatasi kekurangan yang ada pada model AI global,” ungkap Patrick Walujo, Direktur Utama GoTo, dalam siaran pers.
Patrick menambahkan bahwa Sahabat-AI akan mendukung pengembangan aplikasi dan layanan berbasis AI yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. “Ini sejalan dengan misi kami untuk membangun kedaulatan digital Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto,” jelas Patrick.
Dalam kesempatan tersebut, Patrick juga memimpin diskusi bertajuk Fireside Chat: Navigating the Golden Indonesia Era, dengan narasumber CEO NVIDIA Jensen Huang dan Menteri BUMN Erick Thohir. “Ini adalah kali pertama dalam sejarah kita mampu memproduksi aset yang paling berharga, yaitu kecerdasan. Ini adalah peluang bagi sebuah bangsa. Kita perlu memiliki kecerdasan yang mandiri. Saya sangat gembira melihat adanya AI Day di Indonesia,” ungkap Jensen Huang saat menjawab pertanyaan dari Patrick.
Dalam konferensi pers yang berlangsung pada hari yang sama, Catherine Hindra Sutjahyo, Presiden Layanan On Demand GoTo Group (Gojek), menjelaskan latar belakang pengembangan ‘Sahabat-AI’. Ia menyatakan bahwa sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, yang memiliki keragaman budaya dan perkembangan teknologi yang pesat, Indonesia memerlukan LLM lokal yang dapat memahami konteks dan relevansi budaya setempat. “Keunikan Sahabat-AI dibandingkan LLM global lainnya terletak pada fokus pengembangannya yang mengutamakan Bahasa Indonesia serta bahasa daerah, seperti Bahasa Jawa dan Sunda,” jelasnya.