REGULAR INVESTORS – PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) mencatatkan peningkatan kinerja yang signifikan dalam hal pendapatan dan laba bersih selama sembilan bulan pertama tahun ini (9M-2024). Kinerja perusahaan ini tumbuh meskipun di tengah tantangan ekonomi dan persaingan yang ketat.
Pendapatan KLBF mengalami pertumbuhan sebesar 7,4 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp24,23 triliun, meningkat dari Rp22,56 triliun pada periode sebelumnya. Sementara itu, laba bersih perusahaan meningkat 15,2 persen yoy menjadi Rp2,39 triliun, dibandingkan dengan Rp2,07 triliun sebelumnya.
Analis dari Mirae Asset Sekuritas, Andreas Saragih, menyatakan bahwa pertumbuhan kinerja ini sejalan dengan proyeksi pasar, dengan pencapaian selama periode ini mencapai 73-74 persen untuk pendapatan dan 73-76 persen untuk laba bersih, jika dibandingkan dengan rata-rata pencapaian lima tahun terakhir yang sebesar 74 persen untuk kedua indikator tersebut.
Segmen obat resep mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,38 triliun pada kuartal III-2024, memberikan kontribusi sebesar 28,4 persen terhadap total pendapatan KLBF. Pertumbuhan yang signifikan ini didorong oleh peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) pada beberapa produk yang berkisar antara 3-5 persen, serta pertumbuhan yang stabil pada E-catalog.
Di sisi lain, pendapatan dari segmen produk kesehatan mencapai Rp960 miliar, berkontribusi 13,6 persen terhadap pendapatan konsolidasi. Segmen ini tetap menjadi yang paling menguntungkan dengan marjin laba kotor mencapai 58,7 persen pada kuartal III.
“Kami mengaitkan pertumbuhan pendapatan kumulatif dengan basis yang rendah tahun lalu, di mana pendapatan selama sembilan bulan 2023 mengalami penurunan sebesar 3,2 persen akibat perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, serta perluasan produk ke kategori pencegahan,” ungkap Andreas dalam risetnya, yang dikutip pada Sabtu (16/11/2024).
Kinerja segmen nutrisi menunjukkan stabilitas yang relatif dengan pendapatan mencapai Rp2,04 triliun pada kuartal III. Di sisi lain, pendapatan dari distribusi dan logistik tercatat sebesar Rp2,53 triliun.
Mirae Asset Sekuritas tetap menggunakan metodologi valuasi yang sama dalam menilai KLBF, dengan menerapkan metode valuasi P/E multiple dan rata-rata P/E selama lima tahun sebesar 24,75x sebagai target multiple.
“Kami melanjutkan valuasi berdasarkan kinerja tahunan perusahaan untuk tahun depan, yang menghasilkan rekomendasi baru yaitu buy dengan target harga Rp1.880, menggantikan rekomendasi sebelumnya yang merupakan trading buy dengan target harga Rp1.760,” jelas Andreas.
Andreas juga menyampaikan bahwa terdapat risiko-risiko negatif terkait rekomendasi ini, termasuk kontribusi yang lebih besar dari produk tidak bermerek di segmen farmasi, persaingan yang semakin ketat di segmen nutrisi, kenaikan harga bahan baku yang melebihi estimasi, serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD yang lebih signifikan dari yang diperkirakan.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel