REGULAR INVESTORS – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan bahwa proses penggabungan BUMN Karya masih berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Erick menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk memastikan efisiensi, mempercepat restrukturisasi, serta mendukung berbagai proyek strategis nasional tanpa mengganggu tugas yang diberikan oleh pemerintah.
BUMN Karya yang dimaksud mencakup PT Hutama Karya (HK) (Persero), PT Adhi Karya (ADHI) (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (WIKA) (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (WSKT) (Persero) Tbk, PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero).
Kita telah membahas sebelumnya bahwa ketujuh BUMN ini akan berada di bawah tiga induk, sehingga ini merupakan langkah restrukturisasi yang kita lakukan. Namun, restrukturisasi ini tidak akan mengganggu penugasan dan percepatan dari program swasembada pemerintah.
Justru, kami memastikan bahwa langkah ini diperlukan untuk mempercepat proses tersebut, ungkap Erick kepada wartawan di Gedung BUMN, Jakarta, pada Jumat (15/11/2024).
Erick juga menekankan pentingnya diskusi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam proses ini, terutama untuk mendapatkan persetujuan mengenai struktur yang baru.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa proses restrukturisasi ini didukung oleh upaya tegas untuk menghilangkan praktik-praktik tidak profesional di dalam BUMN Karya.
Oleh karena itu, kolaborasi dengan Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menghasilkan tindakan hukum terhadap beberapa pihak yang diduga terlibat dalam pelanggaran.
Dan siapapun yang melanggar, kemarin kami telah berkolaborasi dengan Kejaksaan Agung, dan banyak yang telah meminta maaf serta ditahan terkait kasus-kasus tersebut. Oleh karena itu, kami mengharapkan direksi yang saat ini menjabat dapat bekerja dengan profesionalisme dan transparansi yang tinggi, tegasnya.
Mengenai penggabungan BUMN Karya, yang akan dikelompokkan di bawah tiga perusahaan induk, diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
Menurut catatan Bloomberg Technoz, beberapa BUMN Karya yang masih memiliki utang antara lain PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).
Rasio utang terhadap total aset keempat perusahaan tersebut tercatat melebihi 75%, yang menunjukkan kinerja negatif dan berpotensi menggerus pendapatan lebih lanjut.
Rencana penggabungan beberapa BUMN Karya akan dilaksanakan melalui tiga skema merger yang mencakup tujuh perusahaan konstruksi milik negara.
Ketujuh perusahaan tersebut akan disusun ulang menjadi tiga klaster. Klaster pertama akan terdiri dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Brantas Abipraya (Persero), dan PT Nindya Karya (Persero). Entitas baru ini akan berfokus pada pembangunan infrastruktur terkait air, rel kereta api, dan proyek sejenis.
Klaster kedua mencakup PT Hutama Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), yang akan mengkhususkan diri dalam pembangunan jalan tol, jalan non-tol, serta infrastruktur untuk institusi. Klaster terakhir adalah PTPP dan WIKA, yang akan memprioritaskan pembangunan gedung, sektor energi, dan industri.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel