TEHERAN – Beberapa kelompok garis keras Iran sudah pernah menyampaikan peringatan bahwa kepentingan Negeri Paman Sam dapat berubah jadi sasaran pasukan Republik Islam apabila negara Israel melanjutkan serangannya terhadap Iran. Mereka menegaskan bahwa Iran harus mengawasi “kepentingan, sumber daya, kemudian personel militer” sebagai target yang dimaksud sah.
Melansir Iran International, Foad Izadi, seseorang komentator garis keras yang mana rutin tampil di TV pemerintah Iran sebagai pakar Amerika Serikat, menyatakan pada sebuah wawancara dengan platform web konservatif Nameh News: “Serangan tak akan berhenti kecuali Amerika Serikat menyadari bahwa serangan terhadap Iran dapat merugikan.”
Izadi menambahkan, “Terserah kita untuk memutuskan bagaimana kita ingin menghadapi [Israel juga Amerika Serikat].” Ia melanjutkan, “Amerika, sebagai musuh bebuyutan Iran, beroperasi tanpa batasan etika. Namun, jikalau mereka itu merasa bahwa serangan negeri Israel terhadap Iran akan merugikan AS, serangan ini akan dihentikan.”
Berbicara sehari pasca serangan negeri Israel terhadap target militer di seluruh Iran—dari ibu kota Teheran hingga Shiraz pada selatan, Ahvaz, Mahshahr, kemudian Ilam di dalam barat daya, dan juga Shahroud di timur laut, dalam antara posisi lainnya—Izadi mengatakan, “Apa pun yang tersebut dilakukan, negara Israel lalu Amerika Serikat melakukannya bersama-sama, meskipun Amerika Serikat menolak bertanggung jawab berhadapan dengan serangan tersebut.”
Ia berpendapat bahwa apabila Amerika Serikat tidak ada menginginkan eskalasi, mereka dapat menahan diri untuk tidaklah mengirim senjata kemudian peralatan ke Israel. Ia berkata, “tidak seseorang pun boleh mempercayai klaim Washington tentang upaya menghentikan konflik dalam kawasan tersebut.”
Sementara itu, Hossein Shariatmadari, editor harian garis keras “Kayhan”, yang terkait erat dengan kantor Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, menulis komentar tajam setelahnya serangan Israel, memperingatkan, “Kami mengawasi bagaimana Anda menghujani kami dengan [rudal]. Sekarang bersiaplah untuk banjir kami.”
Shariatmadari menggarisbawahi apa yang digunakan disebutnya sebagai “bukti tak terbantahkan” yang mana membuktikan bahwa, pada kenyataannya, Amerika Serikat berdiri sebagai musuh sejati Iran. Ia mengeluarkan peringatan tegas keras terhadap “Israel serta para pendukungnya di dalam Amerika, Eropa, lalu regional,” dengan menjanjikan bahwa tanggapan Iran akan “jauh tambahan berat dan juga lebih tinggi keras daripada yang dapat dia bayangkan.”
Dalam komentarnya, Shariatmadari melabeli negeri Israel sebagai “sekadar kedok bagi Amerika Serikat” lalu menggambarkannya sebagai “pasukan Negeri Paman Sam pada kawasan tersebut.” Lebih jauh, ia melibatkan Washington, “Apakah Anda benar-benar berpikir jet tempur yang tersebut meluncurkan serangan rudal ke Iran Hari Sabtu pagi bukanlah buatan Amerika? Atau pilot merekan bukanlah khalayak Amerika?”
Shariatmadari menyimpulkan dengan menegaskan bahwa di tanggapan apa pun terhadap Israel, Iran akan memperlakukan kepentingan, aset, kemudian personel militer Amerika Serikat sebagai target yang sah.
Dalam perkembangan terpisah, Ketua Majelis Mohammad Bagher Ghalibaf bersumpah bahwa “Iran pasti akan menanggapi agresi rezim Zionis.” Sementara itu, penasihat urusan politik senior Khamenei, Ali Akbar Velayati, menolak serangan negara Israel sebagai “keributan yang tidak ada berarti,” menegaskan bahwa Iran bukan pernah memulai perang, adalah kekuatan internasional yang mana diakui, kemudian bahwa tanah Israel terlalu tiada penting untuk menantangnya.
Artikel ini disadur dari Iran Incar Kapal Induk AS di Timur Tengah