Jakarta – Aktivis tahun 1990-an yang mana pernah dipenjara Orde Baru, Budiman Sudjatmiko, diangkat sebagai Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Budiman Sudjatmiko menyatakan pihaknya berazam memberdayakan penduduk yang digunakan masuk di kategori miskin sebagai salah satu cara mempercepat pengentasan kemiskinan dalam Indonesia.
“Jadi pengentasan kemiskinan tidak sekadar menyembuhkan symptom atau gejalanya, tidak menanggulangi, tapi mengentaskan. Bukan sekadar ngasih uang tunai, tapi harus ada pemberdayaan, pembangunan inklusif mulai dari sektor industri, juga kebijakan-kebijakan investasi,” kata Budiman di dalam Istana Kepresidenan Ibukota Indonesia usai dilantik Prabowo, Selasa, 22 Oktober 2024.
Budiman mengutarakan pemberdayaan rakyat miskin nantinya tidaklah hanya saja berfokus pada pemberian bantuan sektor ekonomi secara langsung, tapi juga meningkatkan kapasitas penduduk sebagai sumber daya manusia sehingga mereka itu dapat mengatur komoditas yang berkemungkinan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Ia menunjukkan pemberdayaan bisa jadi dilaksanakan salah satunya melalui pelatihan kompetensi untuk menjalankan koperasi, atau memacu pelatihan teknologi di bentuk upskilling serta reskilling.
Lebih lanjut, Budiman meyakinkan walaupun akan ada lebih tinggi sejumlah kegiatan pemberdayaan warga miskin melaui mekanisme yang digunakan sudah ada ada seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) tidaklah akan dihilangkan, justru program-program yang telah ada diperkaya.
“Insya Allah masih ada (BLT), itu adalah janji dari Kampanye Pak Prabowo kemudian Mas Gibran akan dilanjutkan, bahkan ditambahkan kartu untuk lansia juga. yang tersebut ditugaskan pada kami adalah mensinkronkan, mempercepat, mengakselerasi, juga mengakurasikan. Mempercepat kemudian membuatnya lebih lanjut tepat,” ujarnya.
Budiman yang mana baru dilantik di jabatan barunya itu oleh Presiden Prabowo Subianto juga memaparkan nantinya badan yang tersebut dipimpinnya akan mengkoordinir komunikasi dengan berbagai kementerian lalu lembaga pada hal menjalankan rencana induk pengentasan kemiskinan.
Salah satu fokus yang digunakan akan dijalankan dari harmonisasi antar kementerian itu ialah untuk mengoleksi data yang dimaksud objektif mengenai kondisi kemiskinan di dalam Indonesia.
Ia berharap dengan data yang tersebut disinkronisasikan antar lembaga juga kementerian lainnya, maka data kemudian kebijakan yang akan diambil mampu lebih besar efektif sesuai permintaan masyarakat.
“Perapihan data supaya itu berubah menjadi pedoman, sehingga kita mendapatkan data-data yang dimaksud valid dan juga objektif kemudian dinamis sifatnya dikarenakan penanganan kemiskinan tidak ada sesederhana sekadar membagi bantuan tunai, tapi juga mengentaskannya,” kata Budiman.
Presiden Prabowo melantik Budiman Sudjatmiko berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 145/P Tahun 2024 tentang Pengangkatan Kepala kemudian Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
Budiman didampingi oleh Nanik Sudaryati Deyang serta Iwan Sumule sebagai Wakil Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan.
Nanik S Deyang adalah wartawati senior selama Surabaya, yang digunakan juga perwakilan ketua Yayasan Pergerakan Solidaritas Nasional (GSN), yayasan milik Prabowo. Iwan SUmule adalah politis Gerindra serta pernah berubah menjadi Asisten Staf Khusus di Sekretariat Kabinet ke masa Presiden SBY.
Ada Staf Khusus, Penasihat Khusus juga Utusan Khusus Presiden Prabowo, Siapa serta Apa Tindakan Mereka?
Artikel ini disadur dari Jadi Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan, Budiman Sudjatmiko Tak Ingin Hanya Sebar BLT