REGULAR-INVESTOR.COM – PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, yang dikenal sebagai Emtek (EMTK), telah menjadi salah satu pembeli dalam transaksi besar saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai mencapai Rp1,17 triliun.
Pembelian ini dilakukan pada harga pelaksanaan Rp120 per saham, dengan total sebanyak 9.831.706.040 saham BUKA. Transaksi tersebut terjadi pada 9 Oktober 2024, bersamaan dengan munculnya rumor mengenai akuisisi Bukalapak oleh perusahaan e-commerce asal China, Temu.
Setelah transaksi ini, kepemilikan Emtek di saham BUKA meningkat menjadi 10.681.706.040 saham, yang setara dengan 10,36 persen. Sebelumnya, Emtek hanya memiliki 850.000.000 saham BUKA, yang setara dengan 0,82 persen.
Tujuan dari transaksi ini adalah untuk investasi jangka panjang dan kepemilikan saham yang bersifat langsung, ungkap Corporate Secretary Emtek, Titi Maria Rusli, pada Rabu (9/10/2024).
Namun, identitas pembeli untuk sisa 3,67 miliar saham yang bernilai 920 miliar rupiah dalam transaksi crossing Bukalapak yang mencapai Rp2,08 triliun pada Rabu (9/10/2024) masih belum terungkap.
Pihak penjual juga belum mendapatkan konfirmasi, tetapi jumlah saham yang dijual sama dengan kepemilikan API (Hong Kong) Investment Limited, yang merupakan perusahaan investasi milik Ant Financial (Alibaba) di BUKA.
Saham BUKA telah mengalami peningkatan perdagangan dalam beberapa hari terakhir setelah Algo Research dan Henan Putihrai Asset Management (HPAM) menyatakan minat Temu, perusahaan e-commerce asal China yang dimiliki oleh PDD Holdings, untuk memasuki pasar Indonesia.
Pemerintah Indonesia menunjukkan kekhawatiran bahwa Temu dapat berdampak negatif pada industri UMKM lokal melalui penjualan produk impor dari China. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa BUKA mungkin menjadi sasaran akuisisi, mirip dengan kasus TikTok dan Tokopedia, terutama jika izin operasional Temu tidak diberikan.
Corporate Secretary BUKA, Cut Fika Lutfi, memberikan tanggapan terkait rumor akuisisi tersebut. “Perusahaan tidak memiliki informasi mengenai rencana akuisisi oleh E-commerce dari TEMU (Perusahaan asal China),” ungkap Cut Fika Lutfi dalam keterbukaan informasi di BEI pada Kamis (9/10/2024).
Saham BUKA mengalami penguatan selama dua hari berturut-turut, masing-masing sebesar 25,22 persen dan 2,08 persen pada 7-8 Oktober 2024. Namun, pada 9-10 Oktober, saham BUKA mengalami penurunan sebesar 5,44 persen dan 7,19 persen. Pada Jumat (11/10/2024), saham BUKA kembali meningkat sebesar 5,43 persen menjadi Rp136.
Saham BUKA juga mendapatkan notasi khusus dari bursa dengan kriteria I, yang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak menerapkan saham dengan hak suara multipel dan terdaftar di papan ekonomi baru.
Cek Berita dan Artikel lain di Google News dan WA Channel