Jakarta – Asosiasi Industri Besi juga Baja Nusantara (IISIA) mewanti-wanti akibat dumping baja dari Cina terhadap bidang baja nasional. Jila tak segera disikapi pemerintah, dumping baja dari Negeri Panda itu dikhawatirkan akan menghancurkan bidang baja pada negeri.
Direktur Eksekutif IISIA Widodo Setiadharmaji menyatakan dumping komoditas baja dari Cina menghantui bidang baja nasional. Dengan masifnya laju impor itu, ia cemas pertumbuhan pangsa domestik tak akan dinikmati oleh produsen baja nasional.
Saat ini, Widodo mengatakan, tingkat utilisasi kapasitas produksi baja nasional pada beberapa segmen berada di bawah 60 persen, bahkan ada yang mana kurang dari 30 persen. Kondisi ini, menurut dia, sangat jauh dari status ideal utilisasi kapasitas sekitar 80 persen yang tersebut memungkinkan produsen baja beroperasi secara efisien juga menghasilkan kembali keuntungan.
Jika tidak ada ada pemeliharaan pemerintah secara cepat kemudian segera, Widodo mengatakan, sektor baja nasional akan mengalami kebangkrutan. “Ibarat ayam tertutup ke lumbung padi,” ucapnya pada waktu dihubungi Tempo, Ahad, 6 Oktober 2024.
IISIA mencatat pada semester I 2024, impor baja dari Cina naik sebesar 34 persen secara tahunan dari 2,23 jt ton berubah jadi 2,98 jt ton. Angka ini diproyeksikan akan semakin meningkat jikalau tidak ada ada langkah pengamanan pemerintah. “Banjir impor produk-produk baja jika Tiongkok akan bermetamorfosis menjadi lonceng kematian lapangan usaha baja nasional,” ucap Widodo.
Di di negeri, permintaan baja nasional meningkat seiring dengan peningkatan perekonomian dengan CAGR berkisar 5,4 persen. Pada 2021 setelahnya Covid-19, permintaan baja pada negeri mencapai 15,5 jt ton, meningkat bermetamorfosis menjadi 16.6 jt ton pada tahun 2022, kemudian naik bermetamorfosis menjadi 17,5 jt ton pada tahun 2023.
Permintaan ini diperkirakan akan terus berkembang dengan tingkat pertumbuhan 5,7 persen menjadi 18,5 jt ton pada 2024 dengan memperhatikan realisasi pertumbuhan sektor ekonomi yang tersebut mencapai 5,08 persen sepanjang semester I 2024.
Berdasarkan data-data tersebut, Widodo meyakini permintaan barang baja nasional akan meningkat 5,7 persen berubah jadi 18,5 jt ton sesuai perkiraan sebelumnya.
Kendati begitu, survei internal IISIA menunjukkan hingga kuartal III 2024, produsen baja nasional sangat sulit mengirimkan produknya. Sejumlah perusahaan melaporkan telah lama kehilangan pangsa bursa hingga lebih lanjut dari 20 persen. Bahkan, sebagian ke antaranya tiada dapat melakukan penjualan.
Tak belaka kehilangan pangsa bursa domestik, produk-produk baja yang mana kelewat diskon dari Negeri Panda juga menghancurkan nilai pasar.
Artikel ini disadur dari Impor Baja Cina Melonjak 34 Persen, IISIA: Lonceng Kematian Industri Baja Nasional