Jakarta – Bank Indonesi mencatatkan data pemasaran eceran diperkirakan kekal meningkat pada September 2024. Kondisi ini berdasarkan Ukuran Penjualan Riil (IPR) pada September 2024 mencapai 210,5 atau meningkat 4,7 persen secara tahunan.
“Kinerja jualan eceran diprakirakan permanen tumbuh,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso pada pernyataan tertulisnya pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Ramdan mengutarakan kinerja pemasaran eceran ini ditopang antara lain oleh kelompok unsur bakar kendaraan bermotor, suku cadang kemudian aksesoris, juga subkelompok sandang. Secara bulanan, Ramdan mengatakan, perdagangan eceran diprakirakan terkontraksi 2,5 persen atau tambahan rendah dibandingkan dengan peningkatan pada bulan sebelumnya yang digunakan tercatat sebesar 1,7 persen.
“Seiring dengan menurunnya permintaan rakyat akibat berakhirnya inisiatif diskon yang mana diterapkan retailer pada event Hari Ulang Tahun Republik Tanah Air (HUT RI),” kata dia.
Meski demikian, Ramdan mengatakan, ada beberapa kelompok bertambah positif serta menahan penurunan kinerja perdagangan eceran yang dimaksud lebih lanjut dalam. Tim itu meliputi suku cadang serta Aksesori, komponen bakar kendaraan bermotor, perlengkapan rumah tangga lainnya, dan juga peralatan informasi lalu komunikasi.
Pada Agustus 2024, IPR mencatat peningkatan. IPR tercatat 215,9 atau meningkat sebesar 5,8 persen secara tahunan. Ramdan memaparkan bilangan bulat ini tambahan membesar dibandingkan bulan sebelumnya yang digunakan bertambah 4,5 persen.
“Didorong khususnya oleh kelompok makanan, minuman, kemudian tembakau lalu materi bakar kendaraan bermotor,” kata dia.
Secara bulanan, Ramdan mengatakan, pemasaran eceran tercatat sebesar 1,7 persen atau meningkat setelahnya pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 7,2 persen. Pembaruan yang disebutkan teristimewa muncul pada kelompok makanan, minuman, serta tembakau, peralatan informasi serta komunikasi, dan juga perlengkapan rumah tangga lainnya, sejalan dengan meningkatnya permintaan ketika event HUT RI didukung penerapan strategi potongan nilai oleh retailer.
Dari sisi harga, tekanan pemuaian tiga juga enam bulan yang akan datang, yaitu pada November 2024 juga Februari 2025 diperkirakan menurun. Menurut Ramdan, situasi ini tercermin dari Angka Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2024 dan juga Februari 2025 yang setiap tercatat sebesar 134,3 lalu 155,9. Angka ini disebut tambahan rendah dibandingkan periode sebelumnya yang dimaksud tercatat sebesar 141,3 dan juga 166,7 didukung oleh kelancaran distribusi dan juga ketersediaan barang yang mencukupi.
Artikel ini disadur dari BI: Penjualan Eceran Terkontraksi 2,5 Persen karena Tak Ada Diskon