Jakarta – Pemimpin wilayah Bank Tanah Air (BI), Perry Warjiyo, memaparkan akan memberikan insentif likuiditas bank-bank yang dimaksud menyalurkan kredit terhadap sektor proyek konstruksi termasuk perumahan rakyat. Hal itu ia ungkapkan pada waktu ditanya mengenai acara tiga jt hunian per tahun yang dimaksud dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto juga Gibran Rakabuming Raka.
“Perumahan rakyat kan berbagai inisiatif dari pemerintah, bank-bank itu juga kami berikan insentif likuiditas,” kata Perry, menjawab pertanyaan wartawan di konferensi pers hasil Rapat Dewan Kepala daerah BI ke DKI Jakarta Pusat, Rabu, 16 Oktober 2024.
Perry memaparkan, insentif likuiditas merupakan insentif yang dimaksud diberikan agar bank bekerja menyalurkan kredit serta menggerakkan peningkatan ekonomi. Selain itu, kata dia, pada akhirnya kredit yang digunakan diberikan diharapkan dapat mencetak lapangan kerja.
Seperti diketahui, Ketua Satuan Tindakan Perumahan presiden terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, mengungkapkan inisiatif konstruksi tiga jt rumah merupakan target pada setahun, sehingga satu periode pemerintahan selama lima tahun bisa saja terdapat 15 jt rumah yang dimaksud terbangun.
Selanjutnya, kegiatan insentif likuiditas atau Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) merupakan insentif yang ditetapkan oleh Bank Negara Indonesia melalui pengurangan giro bank di dalam BI di rangka pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM). Tujuannya, untuk menggalakkan peningkatan kredit perbankan kemudian sektor ekonomi nasional.
Perry mengatakan, hingga pekan kedua Oktober 2024, BI sudah pernah menyalurkan KLM sebesar Rp256,5 triliun terhadap bank-bank yang tersebut menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas. Insentif KLM sebesar Rp256,5 triliun yang dimaksud disalurkan untuk kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp119 triliun, Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Rp110,2 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Rp24,6 triliun, juga Kantor Pusat Bank Eksternal (KCBA) sebesar Rp2,7 triliun.
Ke depannya, KLM akan berbagai disalurkan ke kredit-kredit yang mana mengangkat banyak tenaga kerja. Menurut Perry, sektor perdagangan, pertaniaan, lalu sektor pengolahan padat karya merupakan sektor-sektor dapat mengakomodasi hingga 50 persen tenaga kerja. Selain itu, sektor transportasi, pariwisata, lalu sektor ekonomi kreatif juga ia nilai mempunyai penyerapan tenaga kerja yang dimaksud tinggi. “Sektor-sektor itu (pariwisata) bisa jadi lebih lanjut dari 20 persen pangsa tenaga kerjanya,” ujar Perry.
Dukung Makan Bergizi Gratis, otoritas Gandeng 46 Perusahaan untuk Impor 1,3 Juta Ekor Sapi
Artikel ini disadur dari Bank Indonesia Bakal Beri Insentif Likuiditas untuk Penyaluran Kredit Perumahan Rakyat