
Sritex Resmi Hentikan Operasional di Jawa Tengah
PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang dikenal sebagai Sritex Group, secara resmi menghentikan seluruh operasional pabrik tekstilnya di Jawa Tengah mulai 1 Maret 2025. Langkah ini merupakan imbas dari keputusan pailit yang diambil oleh Pengadilan Niaga pada Oktober 2024. Keputusan tersebut berdampak langsung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 10.669 pekerja.
Langkah ini dikonfirmasi melalui surat resmi tim kurator perusahaan dengan nomor 299/PAILIT-SSBP/II/2025, yang menginformasikan bahwa PHK mulai berlaku sejak 26 Februari 2025. Beberapa pabrik yang terkena dampak meliputi:
- PT Sritex Sukoharjo: 8.504 pekerja
- PT Bitratex Semarang: 1.065 pekerja (per Januari) + 104 pekerja tambahan
- PT Primayuda Boyolali: 956 pekerja
- PT Sinar Panja Jaya Semarang: 40 pekerja
Dampak bagi Pekerja dan Komitmen Pemerintah
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) telah menegaskan komitmennya untuk memastikan hak-hak pekerja tetap terpenuhi. Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menyatakan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses ini agar para pekerja yang terdampak mendapatkan hak sesuai aturan.
Selain itu, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Sukoharjo telah bekerja sama dengan perusahaan lain di wilayah tersebut untuk menyediakan lebih dari 8 ribu lowongan pekerjaan baru. Kepala Disperinaker Sukoharjo, Sumarno, menjelaskan bahwa tanggung jawab pesangon akan dikelola oleh Kurator, sementara jaminan hari tua menjadi tanggung jawab BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah Kurator dan Keputusan Pailit
Tim kurator yang ditunjuk oleh Pengadilan Niaga telah mengambil langkah untuk menghentikan operasional perusahaan demi menyelesaikan kewajiban hukum yang tersisa. Meski telah dilakukan berbagai upaya untuk menghindari PHK, keputusan ini dianggap sebagai langkah terbaik dalam situasi keuangan perusahaan yang tidak lagi stabil.
Keputusan ini menandai berakhirnya operasi salah satu perusahaan tekstil terbesar di Indonesia. Sritex sebelumnya dikenal sebagai pemain utama dalam industri tekstil, namun kini harus menghadapi tantangan besar akibat ketidakmampuan memenuhi kewajiban finansialnya.
Kesimpulan
Penutupan operasional Sritex Group menjadi momen penting dalam industri tekstil Indonesia. Dengan lebih dari 10 ribu pekerja terkena dampak, pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu memastikan transisi yang adil bagi seluruh tenaga kerja terdampak. Upaya dari Kemnaker dan Disperinaker diharapkan dapat memberikan solusi jangka pendek maupun panjang untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi akibat keputusan ini.